Ketika petugas bandara menanyainya, dia pun terpaksa berbohong.
"Taliban tidak mengizinkan wanita bepergian sendirian, jadi saya bilang ibu saya sakit di Pakistan,” terangnya, dikutip BBC.
Dia lega ketika mereka diyakinkan, tetapi tantangan yang lebih sulit masih akan datang.
Saat Nina melangkah ke pesawat, dia menjauh dari rumah dan keluarganya. "Pada hari saya pergi, saya menangis karena saya mungkin tidak akan pernah melihat wajah ibu saya lagi, itu sangat sulit bagi saya," katanya.
"Itu menghancurkan hati adik perempuanku. Ketika aku memikirkan mereka, itu menyakitkan,” lanjutnya.
(Susi Susanti)