Kenapa bokor bisa dijadikan Bogor? Dulu ada dua orang juru pantun yang sangat terkenal pada zamannya, yang dua duanya sangat hafal verbal tentang riwayat Pajajaran dan babad Bogor seperti yang pernah disusun pada 1925.
Juru pantun itu adalah Pa Cilong dan Aki Rambeng. Dalam salah satu pantun yang dikarang Pa Cilong seperti yang termuat dalam naskah Pancer Pajajaran yakni Pantun Bogor.
Bokor di sini artinya ‘tunggul’ kawung (bagian bawah dari pohon kawung sisa tebangan. Kawung adalah bahasa Sunda, dalam bahasa Indonesia-nya adalah pohon nira atau enau). Bukti bahwa Bogor sebagai habitat pohon kawung/enau atau nira adalah ada beberapa tempat di Bogor yang menggunakan kata kawung, seperti Kawungluwuk, Cikawung, dan Bantar Kawung. Ada yang berpendapat lain, bahwa Bogor berasal dari bakor. Bakor artinya bakul logam yang terbuat dari nikel, tembaga, perak, kuningan dan lainnya.
Sementara menurut teori asal usul nama Bogor berasal dari kata bakor, berarti Bogor berdiri pada zaman dan budaya logam. Padahal zaman logam sudah lewat ketika cikal bakal Bogor akan tumbuh.
Kalau menggunakan teori bahwa kata bogor berasal dari baghar/baqar di mana kata berasal dari bahasa Arab tersebut artinya sapi. Artinya Bogor berdiri setelah bangsa Arab bermukim di Bogor. Padahal orang Arab yang bermukim di Bogor dimulai pada awal abad 19 atas prakarsa Belanda.