GABON - Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba ditangkap saat militer melakukan kudeta. Presiden pun menjadi tahanan rumah bersama keluarga dan dokternya.
Menurut pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah oleh junta militer bernama Komite Transisi dan Pemulihan Institusi (CTRI), Ali Bongo ditahan dalam tahanan rumah, dikelilingi oleh keluarga dan dokternya.
Noureddin Bongo Valentin, putra dan penasihat dekat kepala negara, Ian Ghislain Ngoulou, kepala staf Bongo, Mohamed Ali Saliou, wakil kepala stafnya, Abdul Hosseini, penasihat presiden lainnya, Jessye Ella Ekogha, penasihat khusus dan presiden juru bicaranya, serta orang nomor satu dan dua dari Partai Demokrat Gabon (PDG) yang mengusung Bongo juga ditangkap.
Militer merebut kekuasaan, mengecam “pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi yang mengakibatkan terus memburuknya kohesi sosial, yang berisiko membawa negara ini ke dalam kekacauan.”
Pihak militer mengatakan Bongo telah ditangkap dan militer telah mengakhiri rezim.
“Mereka ditangkap karena pengkhianatan tingkat tinggi terhadap lembaga-lembaga Negara, penyelewengan besar-besaran dana publik, penggelapan keuangan internasional yang terorganisir, pemalsuan, pemalsuan tanda tangan Presiden Republik, korupsi aktif dan perdagangan narkoba,” tambahnya.
Kudeta tersebut menyusul hasil resmi yang menunjukkan Bongo memenangkan masa jabatan ketiga setelah pemilu negara itu pada Sabtu (26/8/2023)
Namun pihak militer mengumumkan pembatalan hasil pemilu dan pembubaran lembaga-lembaga negara, di tengah laporan adanya baku tembak di ibu kota Libreville pada Rabu (30/8/2023).
Gabon adalah negara terbaru di Afrika yang mengalami pengambilalihan militer setelah anggota militer Niger merebut kekuasaan di negara Afrika Barat tersebut akhir bulan lalu.
(Susi Susanti)