Menurut Putin, Moskow terpaksa melakukan hal tersebut karena Barat tidak mau menepati janjinya dan mencabut sanksi terhadap ekspor pertanian Rusia. Dia menambahkan bahwa Kremlin siap untuk kembali ke kesepakatan tersebut setelah keluhannya ditangani.
Selama beberapa bulan terakhir, beberapa negara Afrika, serta Brasil dan Tiongkok, telah menawarkan visi mereka untuk mencapai perdamaian antara Kiev dan Moskow.
Kiev juga telah menyampaikan rencananya sendiri, yang antara lain menyerukan penarikan pasukan Rusia tanpa syarat dari semua wilayah dalam perbatasan Ukraina pada 1991, reparasi, dan pengadilan bagi tersangka penjahat perang.
Moskow menolak rencana tersebut dan menganggapnya tidak sesuai kenyataan. Para pejabat Rusia juga mengutip bukti keengganan Ukraina untuk merundingkan sebuah dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Zelensky Oktober lalu yang mengesampingkan perundingan selama Putin masih berkuasa.
Ketika perwakilan kedua pihak yang bertikai melakukan pertemuan untuk melakukan perundingan pada akhir Februari dan Maret tahun lalu di Istanbul, Ukraina akhirnya menarik diri dari perundingan tersebut pada awal April.
Para pejabat Ukraina menyebut dugaan kejahatan perang yang dilakukan dengan menarik mundur pasukan Rusia di Bucha dan Irpen, pinggiran kota Kiev, sebagai alasan untuk mengabaikan proses negosiasi. Moskow membantah klaim tersebut.
(Susi Susanti)