YERUSALEM – Peta yang diterbitkan Arab Saudi pekan lalu tidak mencantumkan Israel sebagai salah satu negaranya, dan menyebut keseluruhan wilayah negara Zionis itu sebagai 'Palestina'. Hal ini terlepas dari perundingan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel yang ditengahi Amerika Serikat (AS), yang dikatakan “semakin dekat”.
BACA JUGA:
Otoritas Umum Survei dan Informasi Geospasial Arab Saudi merilis peta tersebut, yang diminta agar digunakan secara eksklusif oleh media di kerajaan tersebut.
Mereka menggambarkan peta tersebut sebagai peta dengan "referensi nasional yang dapat diandalkan untuk aplikasi tujuan umum, dan dimaksudkan untuk digunakan untuk perencanaan strategis, lokasi fitur, dan identifikasi", demikian diwartakan Jerusalem Post.
Meskipun semakin banyak laporan mengenai kesepakatan yang akan dicapai antara Arab Saudi dan Israel, Kerajaan tersebut telah memberi tahu pemerintahan Biden bahwa penyelesaian masalah Palestina sangat penting untuk setiap kesepakatan normalisasi dengan Israel.
“Jelas juga dari apa yang kami dengar dari Saudi bahwa jika proses ini ingin dilanjutkan, maka kepentingan Palestina juga akan menjadi sangat penting,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan podcast Pod Save the World pada Rabu, (13/9/2023).
“Dalam penilaian kami perlu melibatkan solusi dua negara” terhadap konflik Israel-Palestina, jelasnya.
(Rahman Asmardika)