JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengajak dai untuk memperkuat karakter, budi pekerti, hingga akhlak masyarakat Desa.
Menko Muhadjir mengatakan hal ini sesuai pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membina sumber daya manusia (SDM) di desa, saat membuka Acara Jambore Nasional Dai Desa Mardani Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Taman Mandalawangi Cibodas, kemarin.
Presiden Jokowi berpesan supaya para dai ikut membina SDM di desa. Jokowi berkata pembangunan infrastruktur di desa harus dibarengi peningkatan kualitas SDM.
“Di sinilah peran para dai dan daiyah dalam rangka memperkuat pembangunan sumber daya manusia, utamanya yang berkaitan dengan karakter, budi pekerti, dan akhlak rakyat yang ada di desa-desa,” katanya dalam keterangannya, Rabu (27/9/2023).
Sejalan dengan hal tersebut, Muhadjir menjelaskan Desain Besar Pembangunan Manusia melalui siklus yang dimulai dari masa prenatal hingga lanjut usia.
“Siklus pembangunan manusia ini sudah didesain sedemikian rupa. Tujuannya adalah untuk menjadikan manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing,” ujar Muhadjir.
Tidak lupa Muhadjir juga mengajak para Dai untuk mengedukasi dan menyosialisasikan kepada para pengikutnya mengenai pentingnya pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Pendidikan merupakan kunci untuk membuka pintu-pintu kebaikan dan pengetahuan dalam membentuk karakter dan moralitas. Semakin baik pendidikannya, semakin besar potensi untuk menciptakan generasi yang berakhlakul karimah.
“Mari kita bersama merumuskan langkah konkret untuk mencapai tujuan kita dalam meningkatkan akses pendidikan di desa, mengintegrasikan nilai-nilai Islam untuk pembangunan masyarakat, dan memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama,” ucapnya.
Pada acara tersebut turut hadir pula Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri, Komjen Suntana, Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia Usamah Hisyam, Sekjen Parmusi Abdurrahman Syagaff, Bendahara Umum Parmusi Dewi Ahyan, serta para Dai Desa Madani Parmusi.
Jambore tersebut berlangsung selama 5 hari dari 25 sampai 30 September dan diikuti oleh lebih dari 5000 anggota Parmusi yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
(Erha Aprili Ramadhoni)