JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menegaskan bahwa penguatan karakter dan jati diri bangsa (PKJB) diperlukan sebagai pondasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Bahkan, hal tersebut merupakan sesuatu yang mendesak di tengah berbagai tantangan.
“Urusan pendidikan ini selain keterampilan, pengetahuan, penguasaan teknologi, dan relevansi, saya ingin menekankan mengenai karakter dan jati diri bangsa (soft skills),” ujar Pratikno dalam keterangannya, dikutip Senin (30/12/2024).
Pratikno mengaku kerap menyebut essential skills, seperti misalnya kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, leadership dan manajerial. Kemampuan tersebut menjadi kunci dalam membentuk SDM berkualitas. “Kemudian, skill untuk belajar terus menghadapi perubahan yang tidak pernah berhenti," imbuhnya.
Merujuk survei Setara Institute 2023 tentang sikap toleransi remaja SMA di beberapa daerah memperlihatkan, bahwa 83,3% responden menganggap Pancasila bukanlah ideologi permanen. Bahkan, 56,3% responden menyatakan mendukung syariat Islam sebagai landasan bernegara.
Korupsi masih menjadi persoalan dalam aspek sosial-budaya. Di mana, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia stagnan pada skor 34 dan secara peringkat menurun ke posisi 115 dari 180 negara, sebagaimana hasil survei Transparency International Indonesia 2024.
Ditambah dalam tiga tahun terakhir, Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK mengalami tren penurunan, yakni 72,43 (2021), 71,94 (2022), 70,97 pada 2023. Disrupsi teknologi turut ambil bagian yang mengancam ketahanan karakter bangsa, salah satu paling marak perjudian daring atau judi online (judol). Menurut catatan PPATK, sepanjang 2024 setidaknya ada 4 juta orang terjerat judol dan dua persen di antaranya adalah anak di bawah 10 tahun.
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berjalan selama 10 tahun terakhir. Kemudian, di era pemerintahan Prabowo Subianto bertranformasi menjadi PKJB, yang masuk dalam Asta Cita.