Usulan ini akhirnya memang gagal direalisasikan. Oleh karena itu, akhirnya PKI menyebarkan isu dewan jenderal di tubuh TNI-AD yang tengah mempersiapkan suatu kudeta. Lalu PKI memperkuat aksi fitnah dengan menyodorkan “Dokumen Gilchrist”.
Memasuki akhir tahun 1964, ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan besar terjadi antara simpatisan PKI, polisi, dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapapun (milik negara = milik bersama).
(RIN)
(Rani Hardjanti)