YANGON - Junta Myanmar mengecam sekutu dekatnya, China, atas film blockbuster tentang perdagangan manusia dan kompleks penipuan yang telah “mencoreng” reputasinya, demikian dilaporkan media pemerintah.
Film thriller Tiongkok “No More Bets” menceritakan kisah seorang programmer komputer yang diperdagangkan ke negara Asia Tenggara yang tidak disebutkan namanya dan dipaksa bekerja sebagai penipu online untuk sebuah sindikat.
Meski film ini tidak menyebutkan nama Myanmar, namun latarnya mirip dengan wilayah utara negara tersebut yang tidak memiliki hukum, di mana Beijing mengatakan warga negaranya sering dibujuk atau diperdagangkan dan dipaksa untuk menipu rekan senegaranya secara online.
Penipuan ini membuat marah Beijing, sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta yang terisolasi secara internasional.
Konsul Jenderal junta di Nanning, China barat daya, mengangkat masalah ini dengan para pejabat Tiongkok mengemukakan masalah “penodaan citra Myanmar dalam film tersebut... yang dibuat oleh Tiongkok dan dirilis di Tiongkok dan di seluruh dunia”, menurut surat kabar pemerintah Global New Light Myanmar, yang dilansir dari AFP.
“Alur ceritanya terkait dengan Myanmar dan ada laporan bahwa warga negara Tiongkok khawatir untuk mengunjungi Myanmar,” katanya kepada pejabat pemerintah di wilayah Guangxi awal pekan ini.
Meskipun dirilis baru-baru ini pada Agustus, “No More Bets” telah menjadi film terpopuler ketiga di Tiongkok pada 2023, menghasilkan 3,8 miliar yuan (sekira Rp8 triliun) dan diskusi online yang sangat menarik tentang bahaya mengunjungi Asia Tenggara.
(Rahman Asmardika)