JAKARTA - Proses pencarian tempat pembuangan tujuh jenderal yang dibunuh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Lubang Buaya, Jakarta saat Gerakan 30 September tahun 1965 atau G30S/PKI dibantu masyarakat.
Salah satunya Mahmud. Ia merupakan warga sipil yang membantu Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Dalam video yang diunggah oleh akun Kurator Museum di YouTube menampilkan wawancara Mahmud terhadap pengalaman yang dialaminya usai berhasil menggali sumur tersebut.
Usai menggali dari 3 Oktober 1965 tepatnya di sore hari, sekira pukul setengah 1 malam 4 Oktober dini hari penggalian dihentikan. Sebab, ada salah satu teman Mahmud mengalami pingsan.
“Dia (Suparman) memegang bahwa ada kaki manusia, kemudia dia pingsan,” ujar Mahmud.
Mahmud mengungkapkan, kemungkinan salah satu faktor yang membuat Suparman pingsan karena para penggali tak makan ataupun minum selama bekerja. Suparman, kata Mahfud diangkat ke atas sumur untuk dievakuasi ke sebuah rumah.
Mahmud bersama tujuh kawannnya dibawa ke sebuah rumah sementara penggalian sumur dihentikan. Mereka diinterogasi dan disuruh untuk berisitrahat lantaran waktu sudah masuk dini hari.
“Karena memang pada waktu itu TNI (ABRI) bilang ini kejadian untuk dokumentasi negara harus ada gambar foto dan lainnya,” ujar Mahmud.