Konflik regional juga mendorong Putra Mahkota Saudi dan Pesiden Iran untuk berdialog untuk pertama kalinya setelah inisiatif yang dimediasi China mendorong kedua negara Teluk tersebut membangun kembali hubungan diplomatik pada April.
Sebuah pernyataan Saudi mengatakan putra mahkota mengatakan kepada Raisi bahwa “Kerajaan mengerahkan upaya maksimal untuk terlibat dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung,” yang mendasari langkah Riyadh untuk mengatasi krisis tersebut.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa seruan tersebut, yang dibuat oleh Raisi kepada putra mahkota, bertujuan untuk mendukung “Palestina dan mencegah penyebaran perang di wilayah tersebut.”
Pejabat Iran kedua mengatakan panggilan telepon tersebut berlangsung selama 45 menit dan mendapat restu dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Menurunkan Ketegangan
Pemerintah Saudi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai seruan tersebut. Namun, pernyataan tersebut mengatakan bahwa putra mahkota menyatakan “penentangan kerajaan terhadap segala bentuk penargetan warga sipil dan hilangnya nyawa tak berdosa” dan menyatakan “sikap teguh Riyadh dalam membela perjuangan Palestina. "
Arab Saudi berupaya meredakan ketegangan di tempat lain di Timur Tengah, termasuk berupaya mengakhiri konflik di Yaman, tempat Riyadh memimpin koalisi militer dalam perang melawan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.