"Pemilu 2014 dan 2019, pemilu sebelumnya tren penyebaran informasi sangat tinggi, polarisasi di masyarakat juga tinggi. Ketika itu, pak Jokowi jadi sasaran misinformasi paling banyak," ujarnya.
Arya juga menjelaskan, CSIS mendapatkan data soal misinformasi melalui mesin pencarian Google, yakni pada fitur Google Trends untuk mencari isu paling banyak dicari masyarakat.
"Kami kemudian melihat seberapa besar isu itu melusuri Google Trends. Pencarian masyarakat Maret-Mei (2023) mengalami penurunan, Juni naik, karena isu pemilu di dorong dari manuver politik Presiden Jokowi," katanya.
(Aris Kurniawan)