Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gelombang Aksi di Indonesia, Proses Akumulasi Keresahan dan Kesulitan Hidup Rakyat

Jonathan Simanjuntak , Jurnalis-Selasa, 02 September 2025 |11:37 WIB
Gelombang Aksi di Indonesia, Proses Akumulasi Keresahan dan Kesulitan Hidup Rakyat
Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan (Foto: Jonathan S/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai gelombang protes dan aksi masif yang terjadi di Indonesia selama sepekan terakhir merupakan proses akumulasi dari keresahan dan kesulitan hidup masyarakat. Gelombang protes ini bentuk penolakan terhadap ketimpangan serta kontrak sosial masyarakat Indonesia yang dinilai sangat timpang dan tidak adil.

“Singkatnya, protes-protes ini merupakan akumulasi keresahan atas kesulitan hidup yang kian mencekik dan kekecewaan atas negara yang hari ini terasa kian abai,” kata Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan, dalam diskusi daring bertajuk Wake Up Call dari Jalanan: Ujian Demokrasi dan Ekonomi Kita, Selasa (2/9/2025).

Deni menilai rakyat juga merasa dikhianati oleh elite-elite politik yang tampil arogan dan tidak peka, bahkan terkesan tuli. Ia mencontohkan kontroversi tunjangan DPR hingga kontra-narasi "Indonesia Gelap".

“Itu adalah bukti apakah negara/pemerintah mendengar apa yang disampaikan oleh masyarakat, atau tetap denying atas apa yang sebenarnya terjadi,” tutur dia.

Deni menyebut akar permasalahan seperti ini perlu dinilai secara mendalam. Sebab menurutnya, jika negara gagal merespons, maka risiko krisis ekonomi, delegitimasi negara, hingga degradasi demokrasi akan meningkat.

“Dan yang ditakutkan, sejarah telah mengajarkan kita pada tahun 1997–1998 bahwa ketimpangan, kesulitan ekonomi, KKN, dan lemahnya penegakan hukum dapat mengakibatkan krisis multidimensional yang parah dan berlangsung lama,” pungkasnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement