MALANG - Pengelola wisata religi Pesarean Gunung Kawi Malang membantah bila ada praktek pesugihan dan tumbal. Hal menepis informasi yang beredar dari penelitian yang diadakan oleh Universitas Brawijaya (UB) dan pemberitaan di media massa.
Juru Bicara Pesarean Gunung Kawi Ali Zaenal Abidin menuturkan, bila pihak Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola kawasan Pesarean Gunung Kawi merasa keberatan bila ada praktek pesugihan, tumbal, dan berakibat gangguan jiwa di penelitian yang dilayangkan mahasiswa UB dan beberapa informasi yang beredar. Makanya pihaknya menyampaikan surat terbuka ke pihak UB, karena dari penelitian itu merasa dirugikan dengan informasi yang beredar.
"Kok jadi begini kira-kira ramai banget dan ada penggunaan diksi-diksi yang mereka merasa terganggu, seperti tumbal, pesugihan, gangguan jiwa, yang kemudian dipertanyakan, mereka (pihak yayasan) mempertanyakan itu," ucap Ali Zainal Abidin, ditemui pada Jumat malam (20/10/2023).
Menurut Ali, saat ini Pesarean Gunung Kawi Malang tengah berupaya mengembalikan angka kunjungan wisata, yang disebut belum kembali normal pasca Pandemi Covid-19. Salah satunya dengan membangun kembali sebagai wisata religi dan budaya, bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan sejumlah pihak yang kompeten di sektor pariwisata.
"Di Pesarean ini sekarang lagi gencar-gencarnya membangun image, bawa Pesarean Gunung Kawi ini wisata religi dan budaya, termasuk kami dibantu Pemerintah Kabupaten dinas pariwisata, dinas pendidikan, untuk memajukan lagi kembali pariwisata di Gunung Kawi yang sempat turun drastis ketika covid," terangnya.
Proses rebranding yang dimaksud Ali juga menghilangkan label negatif mengenai Pesarean Gunung Kawi yang sebelumnya dianggap sebagai tempat pesugihan hingga tumbal. Caranya dengan mengadakan beberapa festival bertemakan religi, kebudayaan, maupun event bernuansa wisata lainnya bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab Malang.