INVASI darat Israel ke Gaza bisa memakan waktu hingga tiga bulan, namun akan mengakibatkan kehancuran akhir Hamas, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada anggota Angkatan Udara negara itu pada Minggu, (22/10/2023).
“Ini harus menjadi manuver (darat) terakhir di Gaza, karena alasan sederhana bahwa setelah itu tidak akan ada lagi Hamas,” kata Gallant di markas besar Angkatan Udara di Tel Aviv dalam sambutannya yang disiarkan oleh beberapa media Israel. “Ini akan memakan waktu satu bulan, dua bulan, tiga bulan, tetapi pada akhirnya, Hamas tidak akan ada.”
Dalam beberapa hari setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, militer Israel telah memanggil sekira 360.000 tentara cadangan dan mulai menyusun rencana untuk menyerang Gaza. Meskipun Gallant menyatakan berkali-kali sejak saat itu bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) siap melancarkan operasi semacam itu, perintah terakhir untuk menyerang belum diberikan.
Sumber militer Israel pertama kali mengatakan kepada Times bahwa cuaca mendung menghambat perencanaan operasi, sementara laporan media lain menyebutkan risiko kerugian besar Israel atau intervensi militan Hizbullah. Pada Jumat, (20/10/2023) Bloomberg melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan beberapa sekutunya di Eropa menekan Israel untuk menunda operasi tersebut sampai pembebasan lebih banyak sandera dapat dinegosiasikan.
Sementara itu, pesawat tempur Israel telah menggempur Gaza selama lebih dari dua minggu. Berbicara kepada wartawan pada Sabtu, (21/10/2023), Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa kampanye udara akan ditingkatkan menjelang operasi darat. Gallant membuat pernyataan serupa pada Minggu, mengatakan bahwa “sebelum musuh bertemu dengan pasukan lapis baja dan infanteri, mereka akan menghadapi bom dari angkatan udara.”