KELOMPOK peretas (hacker) turut beraksi di dunia maya di tengah perang antara kelompok Palestina Hamas dengan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober. Sejumlah kelompok telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap kubu Hamas maupun Israel.
Pada Jumat, (20/10/2023) kelompok hacker Anonymous Aljazair mengklaim telah memperoleh akses ke database milik Kementerian Pertahanan dan polisi Israel. Menurut pesan Telegram dari kelompok tersebut mereka mengklaim telah mengekstraksi lebih dari 10 gigabyte data dari Kementerian Pertahanan Israel, termasuk informasi “tentang perwira, tentara, dan rencana tentara pendudukan Israel.”
Nama, alamat tempat tinggal, rincian orang tua, dan informasi lain tentang petugas dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) disertakan dalam kutipan yang diterbitkan oleh kelompok tersebut.
Para peretas mengeluarkan permintaan gencatan senjata kepada pemerintah Israel dan mengancam akan merilis informasi lengkap jika “kekejaman terhadap anak-anak dan perempuan di Gaza” terus berlanjut.
Menurut para peretas, sistem pos Israel juga terkena serangan siber yang melibatkan 1,5 juta akun, sementara beberapa perangkat polisi Israel diduga menjadi sasaran, yang menyediakan akses ke file rahasia.
Semua pesan Anonymous Aljazair menyatakan komitmennya terhadap Palestina. “Kami rakyat dan tentara Aljazair mendukung Palestina, baik itu tidak adil atau tertindas. Bebaskan palestina. Kami Mendukung Anda,” tulis grup itu sebagaimana dilansir RT.