The Paper melaporkan bahwa aktivis hewan pertama kali melihat sejumlah besar kotak kayu berpaku yang berisi banyak kucing di dekat kuburan.
Aktivis berpatroli di jalan-jalan selama enam hari dan ketika truk mulai mengangkut kucing-kucing tersebut ke rumah jagal, mereka turun tangan dan menelepon polisi.
Gambar yang diterbitkan oleh The Paper menunjukkan kucing-kucing yang diselamatkan di tempat penampungan sedang beristirahat di kandang yang lebih besar.
Salah satu aktivis yang dikutip oleh outlet tersebut mengatakan operasi ilegal tersebut dapat menjual satu pon daging kucing dengan harga sekitar USD4 dengan menganggapnya sebagai daging kambing dan babi. Setiap kucing memiliki berat sekitar empat hingga lima pon setelah diproses.
“Beberapa orang akan melakukan apa pun karena ini menguntungkan,” terang Gong Jian, seorang aktivis yang membangun tempat perlindungan bagi kucing liar di Jiangsu, kepada The Paper.
Aktivis lainnya, Han Jiali, yang ikut serta dalam menghentikan truk tersebut, mengatakan kepada outlet berita Tiongkok bahwa ini bukan pertama kalinya, dan bahwa dia telah menghentikan perdagangan gelap serupa sebelumnya di Guangdong, sebuah provinsi di Tiongkok selatan.
Laporan tersebut memicu gelombang kekhawatiran baru mengenai hak-hak hewan dan keamanan pangan di media sosial Tiongkok, dan banyak yang menyerukan pengawasan yang lebih ketat oleh pihak berwenang.