Polemik Pesugihan di Gunung Kawi, Mahasiswa dan Pihak Yayasan Happy Ending soal Penelitian

Avirista Midaada, Jurnalis
Kamis 26 Oktober 2023 10:38 WIB
Share :

MALANG - Penelitian aktivitas mitos pesugihan di Gunung Kawi oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) tetap dilanjutkan kendati sempat menuai persoalan. Persoalan itu muncul karena penelitian oleh lima mahasiswa UB itu memunculkan diksi kalimat yang membuat masyarakat sekitar Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, termasuk pengelola Wisata Pesarean Gunung Kawi tidak nyaman.

"Penelitian tetap jalan, tapi misalnya ada data yang diambil tidak valid, tidak benar itu yang akan direvisi," ucap Kepala Divisi Hukum (Kadiv) Hukum UB Haru Permadi, dikonfirmasi pada Kamis (26/10/2023)

Haru menambahkan, bila sesuai kesepakatan pertemuan pada Selasa sore (24/10/2023) ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, salah satunya dengan menegaskan lokasi penelitian aktivitas pesugihan secara jelas yakni Keraton Gunung Kawi. Hal ini membuat pihak mahasiswa UB tidak meluruskan beberapa unggahan di media sosial masing-masing peneliti.

"Sebenarnya permintaan pemfokusan lokasi yang diteliti, pemfokusan lokasi yang diteliti yang akan diubah. Pada sosial media teman - teman peneliti yang dinilai membuat kegaduhan, juga akan dilakukan dibuatkan semacam penegasan, semacam kalimatnya ditata supaya tidak menjadi kegaduhan, terkait sosial media," terangnya dia.

Di sisi lain, Alie Zainal Abidin selalu Juru Bicara Yayasan Ngesti Gondo menuturkan, bila ada beberapa hal yang membuat Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola Pesarean Gunung Kawi keberatan dengan informasi dari penelitian Universitas Brawijaya itu. Salah satunya karena adanya beberapa kata yang dianggap berkonotasi negatif mulai dari pesugihan, tumbal, dan penderita gangguan jiwa.

"Itu tadi disampaikan bahwa dari pihak yayasan berkeberatan dengan penggunaan kata-kata itu, sehingga harapannya ke depannya ya dikoreksi oleh para peneliti, sehingga nanti pertemuan ini betul-betul ada hasilnya," ucap Alie Zainal Abidin dikonfirmasi terpisah.

Dirinya juga mengaku tak mempermasalahkan bila diksi-diksi kata itu diganti sebagai solusi sementara. Ke depan pun ia meminta agar diksi kata dipertegas sesuai lokasi penelitian di Keraton Gunung Kawi, sehingga persepsi masyarakat tidak liar berkembang ke beberapa wilayah lain di Gunung Kawi.

"Di luar itu mau locus penelitiannya dimana itu bukan lagi domainnya yayasan, terserah, kita mau tunjukkan ini sebenarnya di pesarean itu nggak ada yang seperti itu. Kalau disebutkan secara spesifik itu keraton Gunung Kawi ya itu haknya penelitian, tapi kita tidak dalam posisi untuk mengomentari apa yang di luar pesarean Gunung Kawi," terangnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya