AS Akan Kembangkan Bom Nuklir dengan Kekuatan 24 Kali Bom Hiroshima

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 31 Oktober 2023 19:02 WIB
Foto: Reuters.
Share :

WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan bahwa mereka akan mengembangkan versi baru bom nuklir B61 dengan kekuatan destruktif 24 kali lipat dibandingkan yang dijatuhkan di Hiroshima pada akhir Perang Dunia II.

Pentagon mengungkapkan bahwa mereka akan meminta persetujuan Kongres dan pendanaan untuk pengembangan senjata tersebut dalam siaran pers pada Jumat, (3/10/2023). Menurut lembar fakta yang menyertai pengumuman tersebut, bom yang diberi nama B61-13 ini akan memiliki kekuatan serupa dengan B61-7, yang dimaksudkan untuk menggantikannya.

B61-7 memiliki daya ledak maksimum 360 kiloton, menjadikannya 24 kali lebih kuat dari ‘Little Boy’, bom 15 kiloton yang meratakan Hiroshima.

B61-7 bukanlah senjata nuklir paling kuat di gudang senjata AS. Gelar tersebut diberikan kepada B83, bom gravitasi termonuklir dengan hasil 1,2 megaton TNT. B83 menggantikan B53 yang lebih bertenaga, yang memiliki kekuatan 9 megaton dan dihentikan pada 2011.

Namun bom nuklir paling kuat yang pernah diuji dibuat oleh Uni Soviet. Diledakkan pada tahun 1961, 'Tsar Bomba' diperkirakan menghasilkan 58 megaton, setara dengan lebih dari 1.500 bom Hiroshima.

“Pengumuman hari ini mencerminkan perubahan lingkungan keamanan dan meningkatnya ancaman dari musuh potensial,” kata Asisten Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Luar Angkasa John Plumb dalam rilisnya sebagaimana dilansir RT. “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk terus menilai dan menggunakan kemampuan yang kita perlukan untuk secara kredibel mencegah dan, jika perlu, merespons serangan strategis, dan meyakinkan sekutu kita.”

Pengumuman tersebut disampaikan kurang dari dua minggu setelah AS melakukan ledakan bawah tanah di tempat uji coba nuklir di Nevada, yang merupakan ledakan pertama sejak awal 1990an. Ledakan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Duma, majelis rendah parlemen Rusia, mengesahkan rancangan undang-undang tentang penarikan ratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) tahun 1996. Perjanjian tersebut tidak pernah diratifikasi oleh AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jika AS melanjutkan uji coba nuklir, yang menurutnya mungkin dilakukan sebagai bagian dari modernisasi persenjataannya, Moskow akan melakukan hal yang sama.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya