GAZA – Generator utama di Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah tidak beroperasi setelah kehabisan pasokan bahan bakar, demikian diumumkan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Potensi berhentinya generator utama ini telah diperingatkan sejak beberapa hari sebelumnya karena Israel telah menyetop semua pasokan bahan bakar ke Gaza,
Rumah sakit kini terpaksa menggunakan generator cadangan, yang berarti stasiun oksigen rumah sakit, serta ventilasi dan AC, terhenti.
Kulkas yang digunakan untuk menjaga kesejukan mayat juga tidak berfungsi.
Para pejabat mengatakan bahwa rumah sakit tersebut akan dapat berfungsi sebagian selama beberapa hari dengan menggunakan generator cadangan sebelum rumah sakit tersebut ditutup sepenuhnya.
Pada pengarahan pers, Rabu, (1/11/2023) Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa pemerintah RI tengah mengupayakan masuknya pasokan bahan bakar ke Gaza, selain juga kebutuhan penting lain seperti air bersih.
“Beberapa hal yang memang sudah sangat kritis dan terus kita upayakan adalah masuknya bahan bakar ke Gaza dan juga air bersih, selain tentunya kebutuhan-kebutuhan bahan pokok yang memang sudah sangat diperlukan oleh penduduk Gaza,” terang Menlu RI dalam pengarahan pers di Jakarta.
Kekurangan bahan bakar juga dialami Rumah Sakit Al-Shifa Medical Complex di Gaza.
Dalam video yang diambil oleh seorang petugas medis rumah sakit, terlihat orang-orang tergeletak di lantai fasilitas medis dalam kegelapan total.
“Saya tidak tahu apakah saya bekerja di rumah sakit atau kamp pengungsi,” kata petugas medis Al-Shifa dalam video tersebut.
Lebih dari 50.000 pengungsi Palestina diyakini mengungsi di rumah sakit, berkumpul di koridor, ruang tunggu, dan di luar halaman. Banyak warga Palestina mencari perlindungan di rumah sakit karena relatif aman dibandingkan bangunan lain.
(Rahman Asmardika)