“Dia rela mempertaruhkan nyawanya dengan tidak mengenakan ‘jilbab paksa’, bahkan untuk perawatan medis,” kata keluarga tersebut.
“Dua hari dua malam, sekelompok perempuan di Evin melakukan protes di halaman penjara untuk mengirim Narges Mohammadi ke rumah sakit jantung,” lanjutnya.
“Sipir penjara mengumumkan bahwa, berdasarkan perintah otoritas yang lebih tinggi, dilarang mengirimnya ke rumah sakit jantung tanpa jilbab, dan pemindahannya dibatalkan,” ujarnya.
Menurut organisasi hak asasi Front Line Defenders, Mohammadi menjalani beberapa hukuman di penjara Evin di Teheran selama sekitar 12 tahun.
Hadiah Nobel yang diraihnya datang setelah protes selama berbulan-bulan di seluruh Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan pada September 2022, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi perempuan di republik Islam itu.