JAKARTA - Situasi politik di Indonesia terus menjadi sorotan berbagai media asing setelah sosok Gibran Rakabuming Raka yang mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres.
Salah satunya adalah media asal Jerman, Handesblat. Dalam tulisannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya membangun dinasti politik.
Langkah politik Jokowi tersebut juga dianggap mematikan demokrasi di Indonesia.
Handesblatt menyatakan bahwa kondisi itu pun dianggap sebagai pembangunan politik yang sangat problematis.
“Fakta bahwa Gibran yang berusia 36 tahun akan segera mengambil peran sentral di tingkat nasional adalah berkat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pekan lalu,” tulis Handelsblatt.
Media asing tersebut juga mengutip soal keterangan Jokowi yang berkali-kali membantah ikut campur dalam urusan politik di akhir masa jabatannya.
Namun, nyatanya Jokowi disebut terlibat dan turut mencampuri urusan politik. “Secara resmi, Jokowi membantah mengerjakan bisnis keluarga politiknya sendiri. Ketika ditanya tentang hal ini, dia menekankan di masa lalu bahwa dia tidak ingin ikut campur dalam keputusan anak-anaknya. Selain itu, pada akhirnya, orang-orang memutuskan siapa yang akan menerima kekuasaan,” lanjut isi tulisan Handelsblatt.
Keputusan MK yang dipimpin Anwar Usman, yang juga adik ipar dari Jokowi dan paman Gibran turut menjadi sorotan.
“Menurut keputusan hakim, orang-orang muda yang sudah memiliki pengalaman politik di tingkat daerah juga akan diterima di masa depan - seperti Wali Kota Gibran. Kritikus bereaksi dengan marah terhadap keputusan tersebut dan menuduh pengadilan nepotisme mendukung keluarga presiden. Mereka menunjukkan bahwa hakim konstitusional tertinggi adalah saudara ipar Jokowi dan paman Gibran,” demikian tulisan Handelsblatt.
Sementara pengamat politik Adi Prayitno mengatakan komentar dan tulisan media asing sebagai bentuk kritik kepada Indonesia.
“Kritik dari pihak asing melihat fenomena politik politik mutakhir indonesia. Terutama manuver Jokowi yang dinilai merestui dan mendoakan keluarganya juga terjun ke dunia politik,” ujarnya, Jumat (3/11/2023).