DELHI – Kualitas udara yang terus memburuk di Delhi, India membuat banyak sektor kehidupan tak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak sekolah ditutup. Lalu, yang sedihnya, hak anak-anak untuk bermain di luar ruangan juga tidak bisa dilakukan.
"Bu, bisakah aku bermain lebih lama lagi?,” tanya seorang anak beranama Vanraj, 6 tahun. Pertanyaan itulah yang harus dihadapi oleh ibunya, Pakhi Khanna, selama beberapa hari ke depan di ibu kota India, Delhi. Wanita berusia 38 tahun ini telah mengurangi waktu bermain putranya di luar ruangan menjadi 30 menit dari biasanya, selama dua jam. Sekolahnya telah dialihkan secara online minggu ini, dan pelatihan sepak bola telah dibatalkan.
Vanraj adalah salah satu dari ribuan anak sekolah di Delhi yang jadwalnya tiba-tiba berubah karena polusi udara yang meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan. Selama beberapa hari terakhir, Indeks Kualitas Udara (AQI) Delhi – yang mengukur tingkat PM 2,5 atau partikel halus di udara – secara konsisten melampaui angka 450, hampir 10 kali lipat dari batas yang dapat diterima.
Menurut spesialis paru-paru, menghirup udara beracun ini mirip dengan merokok 25-30 batang sehari.
Keadaan sangat buruk sehingga Menteri Lingkungan Hidup Delhi Gopal Rai meminta semua sekolah tetap tutup hingga Jumat, dengan kelas offline hanya untuk siswa sekolah menengah atas. Ini bukan pertama kalinya polusi udara mengganggu pembelajaran di Delhi – hal ini terjadi setiap musim dingin selama empat-lima tahun terakhir.
“Faktanya, jumlah hari libur sekolah karena polusi udara semakin meningkat. Sekarang, kelas-kelas terganggu setidaknya selama lima-enam hari berturut-turut,” kata Shariq Ahmad, kepala sekolah negeri di Kalkaji, Delhi selatan, dikutiP BBC.
Para orang tua dan para ahli mengkhawatirkan dampak dari jeda belajar dan rutinitas sehari-hari yang tiba-tiba ini terhadap anak-anak, terutama ketika jadwal kembali normal setelah pandemi Covid-19.