TEL AVIV – Perang Enam Hari merupakan konflik singkat dan berdarah yang terjadi pada Juni 1967 antara Israel dengan aliansi Mesir, Suriah, dan Yordania. Perang ini terjadi setelah serangkaian konflik antara Arab dan Israel sejak 1948, setelah pendirian negara Israel yang memicu perselisihan.
Pada April 1967, pertempuran udara dan darat terjadi antara Israel dan Suriah. Enam jet tempur Suriah dihancurkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Serangkaian serangan balasan terus terjadi dan kian memanas ketika beredarnya laporan intelijen dari Uni Soviet yang mengindikasikan bahwa Israel merencanakan kampanye militer terhadap Suriah.
Dilansir dari History, laporan yang beredar tersebut tidaklah akurat, namun Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser yang memerintah saat itu tetap mengambil tindakan dengan mengerahkan pasukan Mesir untuk berperang dan menggencarkan aksi untuk melawan Israel.
Pada 5 Juni 1967 IDF memulai sebuah operasi militer dan melancarkan serangan udara terkoordinasi ke wilayah Mesir. Sekitar 100 pesawat tempur Israel terbang menukik ke barat di atas Mediterania sebelum berkumpul di Mesir dari utara.
Serangan udara IDF ini menandai dimulainya Perang Enam Hari pada 5 Juni 1967.
Tanpa ada jeda sedikit pun, IDF melancarkan serangan darat ke 18 lapangan terbang dan menghabisi sekitar 90 persen Angkatan Udara Mesir. Di hari yang sama, Israel mengambil kendali penuh atas langit Timur Tengah.