JAKARTA - Mengulik profil almarhum Ratu Kalinyamat, pahlwan nasional asal Jawa Tengah menarik untuk dikulik. Dia merupakan wanita tangguh dari Jepara mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional. Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang memegang peranan penting di Jepara.
Berikut ini profil almarhum Ratu Kalinyamat, pahlwan nasional asal Jawa Tengah:
Ratu Kalinyamat, putri Sultan Trenggana, adalah seorang penguasa perempuan di Jepara pada abad ke-16. Dikutip dari Jurnal Elektronik Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya yang ditulis oleh Septina Alianingrum dengan judul Perempuan Penguasa Jepara 1549-1579, Ratu Kalinyamat merupakan penguasa perempuan pertama Kerajaan Demak ketika Kerajaan Demak mengalami konflik politik antara keturunan Raden Patah dan muncul di panggung sejarah Indonesia ketika mengalami kemunduran akibat perebutan kekuasaan.
Ratu Kalinyamat adalah cucu dari Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak. Raden Patah memiliki empat orang putra. Putra sulungnya bernama Ratu Mas, sedangkan putra keduanya bernama Adipati Unus yang kemudian menjadi raja kedua Kerajaan Demak.
Sikap tegas, keberanian mengambil keputusan dan kemampuan kepemimpinan Ratu Kalinyamat membuatnya menjadi penguasa wanita yang hebat dan sukses di pesisir utara Jawa.
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Ratu Retna Kencana, putri sulung Sultan Trengana, raja ketiga Kerajaan Demak. Nama Kalinyamat diambil dari nama tempat di daerah Jepara, Jawa Tengah, yang merupakan daerah kekuasaannya.
Pada masa sebelum Dinasti Demak runtuh, Ratu Kalinyamat memegang peranan penting. Hal ini terutama terjadi ketika Dinasti Demak mengalami konflik politik, yaitu ketika terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunan Raden Patah.
Sepeninggal Sultan Trenggana, Ratu Kalinyamat dan suaminya, Sultan Hadlirin, menerima Pati, Jepara, Juana, dan Lembang sebagai wilayah kekuasaan. Sebagai bagian dari wilayah Demak, wilayah Kalinyamat berada di bawah kekuasaan kerajaan Demak.
Hal ini tidak lepas dari hubungan yang erat antara dinasti Demak dengan Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat, bersama dengan suaminya Sultan Hadliring, menjadikan wilayah Kalinyamat sebagai pusat kekuasaan yang wilayahnya meluas hingga ke Lembang dan Juana.
Setelah Sultan Trenggana wafat, wilayah Kalinyamat digabungkan dengan wilayah Prawata, yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Sunan Prawata.
Pada abad ke-16, Jepara menjadi wilayah yang kaya karena menjadi pintu gerbang menuju pelabuhan dan kota perdagangan kerajaan Demak.
Sebagai penguasa, Ratu Kalinyamat juga bekerja sama dengan penguasa lain dalam pengembangan wilayah Jepara baik dalam bidang politik, ekonomi, dan administrasi.
(Rani Hardjanti)