Kisah Letusan Maha Dahsyat Gunung Tambora yang Dikira Suara Meriam Nyi Roro kidul

Rina Anggraeni, Jurnalis
Selasa 14 November 2023 06:34 WIB
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Share :

JAKARTA - Kisah letusan maha dahsyat gunung Tambora yang dikira suara meriam Nyi Roro kidul. Sebagai informasi, Gunung Tambora itu berada di Pulau Sumbawa, Indonesia. Sebelum meletus, Tambora ini memiliki tinggi 4.300 mdpl.

Sedangkan sekarang hanya 2.851 mdpl saja. Pada saat erupsi Tambora mengeluarkan hampir 160 ribu km kubik material vulkanik, kolam asap yang menggumpal ke angkasa dengan ketinggian mencapai 43 km.

Erupsi ini memiliki kekuatan ledakan 171.000 bom atom. Letusan tersebut membuat Gunung Tambora harus kehilangan sepertiga badannya. Adapun bukti letusan sejarah Tambora yakni saat berada di puncak Anda akan melihat bukti letusan yang tersebar di kaki gunung.

Namun ada kisah letusan maha dahsyat gunung Tambora yang dikira suara meriam Nyi Roro kidul. Hal ini dikarenakan penduduk setempat asal Jawa Timur menilai suara itu adalah 'meriam supranatural' penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul yang ditembakkan untuk merayakan pernikahan salah satu anaknya.

"Dan abu adalah ampasnya," demikian dikutip dari buku The Year Without Summer: 1816 and the Volcano That Darkened the World and Changed History Paperback karya William K. Klingaman.

Dilansir dari Channel Youtube iNews Magazine, manager geologi dari geopark Tambora, Alpiana mengatakan bahwa tebing tinggi yang berada di area pesisir Pantai Doropeti menjadi bukti nyata betapa dasyatnya material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Tambora pada dua abad silam.

“Dari tebing bisa dilihat bahwa adanya charcoal yang merupakan kayu dari hasil letusan Gunung Tambora tahun 1885 dan diperkirakan umurnya sekitar 200 hingga 203 tahun yang lalu serta berada tiga meter di lapisan permukaan tebing," ujarnya.

Jejak letusan juga ada di sebuah benteng alami yang berbatasan langsung dengan Teluk Saleh dan Doro Bente. Doro itu artinya gunung sedangkan bente itu adalah benteng, sehingga pada jaman Kerajaan Pekat, Doro Bente digunakan sebagai benteng alami untuk melihat kondisi sekitar area tersebut.

Selain itu, di sekitar Doro Bente hingga Padang Savana Doro Ncanga ada bebatuan piroklastik yang tersebar luas di area tersebut, yang dikeluarkan oleh Gunung Tambora sekitar 33 meter kubik material vulkanik yang menghujani wilayah sekitar Tambora. Maka tak heran, banyak sekali korban jiwa akibat letusan Gunung Tambora.

Letusan maha dahsyat itu menyebabkan sebanyak 70 ribu korban jiwa, 10 hingga 15 ribu di antaranya merupakan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Tambora. Serta awan panas dengan kecepatan 700 km/jam saat itu memusnahkan hutan, perkebunan dan tiga kerajaan yaitu Kerajaan Sanggar, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Tambora.

Paska erupsi letusan gunung berapi tersebut menyebabkan perubahan suhu di atmosfer bumi, serta membuat negara di Eropa dan Amerika tidak mengalami musim panas selama dua tahun. Maka dari itu, masyarakat Eropa dan Amerika mengalami bencana kelaparan.

Adapun hujan abu pada saat itu melanda hingga Florest, Bali, Lombok dan Jawa Tengah. Aliran piroklastik dari Gunung Tambora yang jatuh ke laut menyebabkan terjadinya tsunami setinggi empat meter mencapai hingga Maluku dan Jawa Timur. Dengan segala dampak yang dihasilkan tak salah jika erupsi tambora pada tahun 1815 disebut sebagai letusan terdahsyat dalam sejarah gunung api modern.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya