MALANG - Dua pesawat terbang milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di Pasuruan. Dua pesawat terbang itu diduga mengalami cuaca buruk hingga akhirnya terjaruh di area Pegunungan Tengger, Pasuruan.
Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menyatakan, pencarian data recorder bakal dilakukan usai seluruh awak dua pesawat ditemukan. Maka ia meminta agar masyarakat tidak memindahkan benda-benda dari area sekitar lokasi kejadian.
"Tolong jika menemukan benda-benda yang aneh jangan disimpan, karena kami saat ini hendak mengambil data recorder peswat ini yang menyimpan rekaman gambar kamera pesawat, ketinggian, kecepatan, lokasi, dan semua yang dibutuhkan termasuk kondisi mesin pesawat," kata Agung Sasongkojati, saat ditemui di Lanud Abdulrahman Saleh Malang, Kamis malam (16/11/2023).
Agung menyatakan, bila data recorder tersebut akan dievakuasi oleh tim khusus yang nantinya akan turun mulai Jumat besok. Sejauh ini proses evakuasi korban awak pesawat memang telah dinyatakan selesai, dengan penemuan korban keempat yakni Letkol Penerbang Sandhra Gunawan yang sempat dinyatakan hilang.
"Ternyata pada jam 7 malam, jenazah Letkol Sandhra telah ditemukan dan menyusul dibawa ke Lanud Abdulrachman Saleh," ucapnya.
Menurutnya, pihak TNI AU telah menerjunkan beberapa tim untuk melakukan evakuasi korban dan melakukan evakuasi pesawat, termasuk data recorder yang menjadi elemen penting pesawat terbang buatan Brazil ini.
"Tetapi evakuasi peralatan pesawat adalah tim yang berbeda, tidak bisa sembarang orang. Kami ini ada beberapa tim, tidak tahu lengkapnya berapa, tapi yang pasti ada beberapa tim setiap satu lokasi," ucapnya.
Dia menjelaskan, seharusnya pesawat terbang di ketinggian 8.000 kali. Tetapi keputusan untuk terbang rendah juga merupakan hak pilot sesuai kebutuhan di lapangan. Apalagi ada dugaan faktor cuaca buruk mempengaruhi pandangan visualisasi pilot di lokasi kejadian.
BACA JUGA:
"Saya tidak bisa menjawab itu nanti dilihat di data recorder, karena praktis masuk awan itu empat - empatnya saling tidak melihat. Begitu masuk awan formasi dekat bikin manuver memisahkan diri itu sudah jelas dan dilaksanakan. Ketinggian, yang dua ditanya ketinggian normal, dua lagi nggak tahu," jelasnya.
Makanya dari data recorder tersebut dapat terbaca mengenai adanya ketinggian pesawat terakhir, titik jatuh pastinya, rekaman pilot, kondisi cuaca sekitar lokasi, termasuk apakah ada kerusakan di detik-detik terakhir sebelum terjatuh.
BACA JUGA:
"Apa peswat itu sedang naik turun, belok kanan, apakah dia kenapa karena rekaman ini akan merekam pesawat ini sampai saat-saat pesawat ini mengalami ini. Begitu masuk awan, komunikasi masuk awan saya tidak bisa (memastikan penyebabnya), data recorder akan merekam pembicaraan dalam pesawat," terangnya.
Ia memastikan bila pesawat terbang Super Tucano dilengkapi alarm untuk mengingatkan pilot jika terbang dalam ketinggian yang rendah. Apalagi kontur di sekitar lokasi kejadian, merupakan perbukitan dan pegunungan di kawasan Pegunungan Tengger.
"Pesawat memiliki radar anti meter namun kan tetap di pilotnya saya terbang rendah memang saya sengaja rendah. Ya nggak ada masalah, untuk ini saya tidak bisa menjawab karena data recorder belum diketahui, dari data recorder diketahui apa yang terjadi. Nanti dari data recorder bisa dijelaskan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan dua pesawat TNI AU jenis Super Tucano terjadi di perbukitan Pegunungan Tengger tepatnya di Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Kedua pesawat ini bersama dua pesawat lainnya tengah menjalani latihan formasi terbang dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, pada Kamis pagi (16/11/2023) sekitar pukul 10.51 WIB.
Di mana untuk pesawat dengan nomor ekor TT-3111, kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).
Kemudian, dugaan cuaca buruk berupa gumpalan awan menyelimuti sekitar lokasi kejadian. Empat pesawat sempat masuk ke dalam awan itu, dimana dua pesawat berhasil lolos dan keluar dari awan. Sementara dua pesawat lain hilang kontak hingga dinyatakan ditemukan terjatuh pada pukul 11.18 WIB.
(Fakhrizal Fakhri )