TNI AU Cari Data Recorder untuk Pastikan Penyebab Jatuhnya Pesawat di Pasuruan

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 17 November 2023 00:07 WIB
Kadispenau Kolonel Agung Sasongkojati (Foto: MPI)
Share :

Dia menjelaskan, seharusnya pesawat terbang di ketinggian 8.000 kali. Tetapi keputusan untuk terbang rendah juga merupakan hak pilot sesuai kebutuhan di lapangan. Apalagi ada dugaan faktor cuaca buruk mempengaruhi pandangan visualisasi pilot di lokasi kejadian.

 BACA JUGA:

"Saya tidak bisa menjawab itu nanti dilihat di data recorder, karena praktis masuk awan itu empat - empatnya saling tidak melihat. Begitu masuk awan formasi dekat bikin manuver memisahkan diri itu sudah jelas dan dilaksanakan. Ketinggian, yang dua ditanya ketinggian normal, dua lagi nggak tahu," jelasnya.

Makanya dari data recorder tersebut dapat terbaca mengenai adanya ketinggian pesawat terakhir, titik jatuh pastinya, rekaman pilot, kondisi cuaca sekitar lokasi, termasuk apakah ada kerusakan di detik-detik terakhir sebelum terjatuh.

 BACA JUGA:

"Apa peswat itu sedang naik turun, belok kanan, apakah dia kenapa karena rekaman ini akan merekam pesawat ini sampai saat-saat pesawat ini mengalami ini. Begitu masuk awan, komunikasi masuk awan saya tidak bisa (memastikan penyebabnya), data recorder akan merekam pembicaraan dalam pesawat," terangnya.

Ia memastikan bila pesawat terbang Super Tucano dilengkapi alarm untuk mengingatkan pilot jika terbang dalam ketinggian yang rendah. Apalagi kontur di sekitar lokasi kejadian, merupakan perbukitan dan pegunungan di kawasan Pegunungan Tengger.

"Pesawat memiliki radar anti meter namun kan tetap di pilotnya saya terbang rendah memang saya sengaja rendah. Ya nggak ada masalah, untuk ini saya tidak bisa menjawab karena data recorder belum diketahui, dari data recorder diketahui apa yang terjadi. Nanti dari data recorder bisa dijelaskan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan dua pesawat TNI AU jenis Super Tucano terjadi di perbukitan Pegunungan Tengger tepatnya di Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Kedua pesawat ini bersama dua pesawat lainnya tengah menjalani latihan formasi terbang dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, pada Kamis pagi (16/11/2023) sekitar pukul 10.51 WIB.

Di mana untuk pesawat dengan nomor ekor TT-3111, kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).

Kemudian, dugaan cuaca buruk berupa gumpalan awan menyelimuti sekitar lokasi kejadian. Empat pesawat sempat masuk ke dalam awan itu, dimana dua pesawat berhasil lolos dan keluar dari awan. Sementara dua pesawat lain hilang kontak hingga dinyatakan ditemukan terjatuh pada pukul 11.18 WIB.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya