ANKARA - Türki akan meminta pengawas internasional untuk menentukan apakah Israel memiliki senjata nuklir, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada Sabtu, (18/11/2023).
Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Jerman, pemimpin Turki tersebut mencatat bahwa Israel termasuk di antara sedikit negara yang tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir tahun 1968.
Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk menyelidiki apakah negara Yahudi tersebut memiliki persenjataan nuklir.
“Melangkah maju dalam hal ini sangat penting dalam hal menyeimbangkan kepentingan strategis di kawasan. Kami akan terus memberikan tekanan (pada Israel),” kata Erdogan sebagaimana dilansir RT.
“Senjata nuklir Israel harus diperiksa tanpa keraguan sebelum terlambat. Kami akan menindaklanjutinya. Saya juga menyerukan komunitas internasional untuk tidak membiarkan hal ini terjadi.”
Meskipun para ahli secara luas percaya bahwa Israel memiliki program senjata nuklir rahasia, negara tersebut tidak mengkonfirmasi atau secara eksplisit menyangkal keberadaannya. Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu menimbulkan kemarahan di seluruh dunia Muslim bulan ini ketika ia melontarkan gagasan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberhentikan menteri tersebut dari rapat kabinet menyusul komentarnya yang menghasut.
Erdogan mengkritik keras tindakan Israel di Gaza, menjulukinya sebagai “negara teror” dan menuduh Pasukan Pertahanan Israel melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina. Netanyahu menanggapinya dengan menuduh presiden Turki mendukung “negara teroris Hamas.”
Putaran kekerasan antara Israel dan Hamas saat ini pecah pada 7 Oktober ketika militan Palestina menyerang komunitas Israel, menewaskan sekira 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang. Israel membalasnya dengan serangan udara dan invasi darat ke Gaza. Lebih dari 12.000 warga Gaza tewas akibat pemboman tersebut, menurut pejabat setempat.
(Rahman Asmardika)