Miliki Pengalaman Tempur Darat, Marinir Ternyata Pernah Dipisahkan dari TNI AL

Nanda Aria, Jurnalis
Jum'at 24 November 2023 07:15 WIB
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Share :

 

JAKARTA - Korps Marinir merupakan unit angkatan bersenjata yang memiliki kemampuan penyerbuan secara amfibi. Korps baret ungu ini menjadi salah satu unit komando utama dari TNI Angkatan Laut.

Namun, ternyata korps marinir pernah dipisahkan dari TNI AL. Bermula dari dibentuknya Corps Mariniers (CM), cikal bakal Marinir pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal.

 BACA JUGA:

Corps Mariniers dibentuk awalnya sebagai “pendidikan” para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI, agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat. Instruktur Corps Mariniers mayoritas berasal dari lulusan sekolah pelayaran.

Kendati ada satu di antara mereka yang pernah mengenyam pendidikan tempur di darat. Dalam buku ‘Hartono: Jenderal Marinir di Tengah Prahara’ karya Petrik Matanasi, salah satu instruktur yang punya pengalaman pendidikan pertempuran di darat itu adalah Tatang Rusmaja.

 BACA JUGA:

Dia adalah jebolan PETA (Pembela Tanah Air). Sementara mereka yang dilatih bukan hanya para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut.

Bahkan, pasukan ALRI banyak dikenal sebagai “ALRI Gunung” karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut. Namun, mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps tersebut baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, dan belum ada di pangkalan lainnya.

Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.

Pada 17 Maret 1948, di tengah masa revolusi, sempat terjadi yang namanya “Re-Ra” alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu, karena Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal ini sudah banyak pengalaman tempur di darat, maka pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.

Corps Mariniers dileburkan ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalion. Sedangkan tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil.

Baru pada 9 Oktober 1948, keluar Surat Keputusan No. A/565/1948 dari Menteri Pertahanan, di mana surat itu menetapkan pembentukan Korps Komando di lingkungan TNI AL. Kendati begitu, penerimaan personelnya baru dilakukan pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya