DUBAI - Perundingan perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai melakukan tawar-menawar mengenai cara melindungi lautan pada Sabtu (9/12/2023). Tak ketinggalan, seorang perempuan akan mengawasi dengan cermat.
Mervina Paueli, 25, datang ke Dubai untuk merundingkan masa depan rumahnya, Tuvalu. Yakni sekelompok pulau dataran rendah di Pasifik.
Kita berhutang banyak pada lautan karena dengan menyerap panas, lautan melindungi kita dari dampak pemanasan global.
Jika pertemuan puncak ini menyepakati pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, lautan bisa menjadi pemenangnya.
Ini adalah KTT COP pertama Mervina. Dia mengudara selama 24 jam, terbang dari Fiji ke Hong Kong sebelum akhirnya mendarat di Uni Emirat Arab (UEA).
“Kita semua mempunyai ikatan yang kuat dengan tanah kita. Apa pun yang dilakukan untuk negara saya, tidak ada gunanya,” katanya dikutip BBC.
Sebagai negosiator dengan tim Tuvalu, dia tergabung dalam sebuah klub yang tak seorang pun ingin bergabung - sebuah komunitas yang menghadapi kehancuran rumah dan sejarahnya.
“Jumlahnya tidak bagus untuk Tuvalu. Membayangkan Tuvalu sudah tidak ada lagi membuat saya merasa sangat sedih,” lanjutnya.