AMSTERDAM - Bulan lalu merupakan bulan Agustus terpanas yang pernah tercatat secara global, menjadikannya bulan ketiga berturut-turut yang mencatat rekor tersebut setelah bulan terpanas yang pernah terjadi pada Juni dan Juli, menurut panel perubahan iklim Uni Eropa, Copernicus pada Rabu, (6/9/2023).
Suhu di bulan Agustus diperkirakan sekira 1,5 derajat Celcius lebih panas dibandingkan rata-rata pra-industri pada periode 1850-1900. Upaya untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius merupakan janji utama perjanjian perubahan iklim internasional Paris yang diadopsi oleh 196 negara pada 2015.
Bulan Juli 2023 tetap menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat, sedangkan rekor bulan Agustus menjadikan musim panas di belahan bumi utara menjadi yang terpanas sejak pencatatan dimulai pada 1940.
“Rekor suhu global terus dipatahkan pada tahun 2023,” kata Wakil Kepala Copernicus Samantha Burgess sebagaimana dilansir Reuters.
“Bukti ilmiahnya sangat banyak, kita akan terus melihat lebih banyak catatan iklim dan kejadian cuaca ekstrem yang lebih intens dan sering terjadi yang berdampak pada masyarakat dan ekosistem, sampai kita berhenti mengeluarkan gas rumah kaca,” kata Burgess.