JAKARTA - 3 Pahlawan Nasional ini ternyata pernah pindah agama. Mereka adalah pahlawan nasional yang membela mati-matian Tanah Air kita di zaman penjajahan.
Pahlawan Indonesia memiliki latar belakang yang beragam termasuk agama. Seorang pahlawan adalah manusia biasa yang memiliki perjalanan spiritualnya masing-masing dan hal itu tidak mengurangi kontribusi mereka sebagai pahlawan nasional
BACA JUGA:
Terdapat 3 pahlawan nasional yang memutuskan untuk pindah agama dari Islam menjadi Kristen. Berikut kisah ketiga pahlawan nasional yang pindah agama, dilansir beragam sumber, Jumat (15/12/2023).
3. Sugijono Mangunwijoyoto
Sugijono memiliki istri seorang bidan yang berbeda keyakinan dengan dirinya. Dalam menjalani hubungan rumah tangga, Sugijono memutuskan untuk pindah agama menjadi Kristen. Sugijono dan istrinya memiliki 7 orang anak. Karier Sugijono terus melejit seiring berjalannya waktu bahkan ia juga pernah menjabat sebagai komandan Batalion Infateri di Jawa Tengah
BACA JUGA:
Pada awal Oktober 1965 rumah tangga Sugijo harus berakhir. Sugijono menjadi korban penculikan pada saat ia berpangkat sebagai Letnan Kolonel dan dia juga menjadi korban pembunuhan oleh prajurit Angkatan Darat yang ternyata bagian dari G30S PKI.
2. Oerip Soemohardjo
Letjen Oerip lahir pada 22 Februari 1893 adalah tokoh peletak dasar organisasi ketentaraan modern di Republik Indonesia. Ia sangat berjasa di bidang militer oleh karena itu dia diberikan gelar sebagai pahlawan nasional.
Menurut buku Letjen Oeriep Soemohardjo karya Amrin Imran. Di dalam buku tersebut di jelaskan bahwa Oerip tidak pernah sampai ke Makkah dan memakai pakaian haji namun dia menjadi seorang penganut agama Katolik. Lantaran tidak tertulis secara jelas apa yang menjadi motivasi Oerip untuk berpindah agama.
1.Slamet Riyadi
Slamet Riyadi adalah komandan tempur TNI yang sangat handal. Ia lahir pada 26 Mei 1926 dengan bernama Soekamto yang kemudian diganti menjadi Slamet. Setelah peristiwa proklamasi ia menjadi komandan batalion yang kemudian naik pangkat menjadi komandan brigade. Prestasi dan pengabdiannya kepada negara membuat Slamet Riyadi diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia.
BACA JUGA:
Slamet Riyadi mulai tertarik dengan agama Katolik saat ia mendengarkan alunan lagu Rohani di gereja pada zaman penjajahan Belanda.
Pada akhir tahun 1949 Slamet Riyadi di baptis untuk menjadi orang Katolik. Pada saat itu Slamet masih berusia 22 tahun, ia mendapatkan nama baptis Ignatius Slamet Riyadi.
Pada tahun 1950, Slamet Riyadi meninggal di Magetan, Jawa Timur dikarenakan gugur dalam perlawan Republik Maluku Selatan.
(Nanda Aria)