Sumber-sumber tersebut mencakup “usaha kecil dan real estate” di negara-negara seperti Turki, Sudan dan Aljazair, tambahnya sebagaimana diansir dari VOA Indonesia.
Hamas juga bergantung pada jaringan donasi informal.
Menurut Yitzhak Gal, seorang pakar Israel dalam ekonomi Palestina, Hamas menjadi "sangat baik dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem penukaran uang yang sangat kompleks." Ia menjelaskan bahwa pertukaran tersebut dijalankan melalui Turki, Uni Emirat Arab, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Jumlah pendonor belum tentu berkurang sejak 7 Oktober.
“Meskipun melakukan kekejaman, Hamas tampaknya mendapatkan dukungan dari segmen populasi tertentu secara internasional sebagai pelopor perlawanan,” jelas Lucas Webber, salah satu pendiri situs spesialis Militant Wire.
Yang akan Hidup dan yang akan Mati
Selama bertahun-tahun, pendukung utama Hamas adalah Teheran.
Perkiraan menyebutkan kontribusi tahunan Iran kepada Hamas mencapai antara USD70 juta dan USD100 juta. Dan kontribusi tersebut diberikan melalui beragam sumber yang mencakup pembayaran dalam mata uang kripto, uang tunai dan transfer melalui bank asing dan sistem informal “hawala.”