IRAK – Militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara terhadap tiga fasilitas yang digunakan kelompok militan yang didukung Iran, Kataib Hizbullah yang berbasis di Irak dan kelompok afiliasinya pada Senin (25/12/2023) malam.
Gedung Putih mengatakan serangan ini terjadi usai serangan pesawat tak berawak atau drone di pangkalan udara AS di yang melukai tiga tentara dan satu orang dalam kondisi kritis.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan tiga lokasi yang digunakan oleh Kataib Hizbullah dan kelompok lainnya diserang sebagai tanggapan atas serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah.
Dia menjelaskan serangan itu, yang disebutnya “perlu dan proporsional”, telah disetujui oleh Presiden Joe Biden.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson mengatakan serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan AS di Irbil di wilayah Kurdistan Irak melukai tiga personel militer AS, salah satunya dalam kondisi kritis.
Sebuah kelompok kolektif milisi bernama Perlawanan Islam di Irak, yang terkait dengan Kataib Hizbullah, mengatakan mereka berada di balik serangan itu.
Pangkalan udara Irbil sebelumnya terkena serangan roket yang dilakukan oleh milisi yang terkait dengan Iran. Kataib Hizbullah, yang dibiayai dan dipersenjatai oleh Iran, telah menjadi salah satu kelompok paling terkemuka yang terlibat dalam serangan terhadap sasaran AS di Irak. Kelompok ini merupakan bagian dari Hashd al Shaabi (Mobilisasi Populer), sebuah kelompok milisi payung yang telah diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjata Irak.
Serangan AS ini dikutuk oleh Irak sebagai “tindakan permusuhan yang jelas”.
AS telah berulang kali menargetkan situs-situs yang terkait dengan kelompok militan di Irak dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
Irak mengatakan satu orang tewas dan 18 lainnya, termasuk warga sipil, terluka dalam serangan AS.
Irak adalah sekutu AS dan Iran, yang merupakan musuh besar satu sama lain. AS menempatkan sekitar 2.500 tentara di Irak atas undangan pemerintah Irak untuk mencegah kebangkitan kelompok Negara Islam (ISIS) di sana. Ada sekitar 900 personel militer AS di timur laut Suriah, juga untuk mengekang ISIS, meskipun pemerintah Suriah menganggap kehadiran mereka ilegal.
Sementara itu, pasukan AS di Laut Merah mengatakan mereka telah menembak jatuh 12 drone penyerang, tiga rudal anti-kapal dan dua rudal jelajah yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi dari Yaman pada hari Minggu.
Komando Pusat militer AS mengatakan jet tempur dan kapal angkatan laut dari Eisenhower Carrier Strike Group menembak jatuh proyektil tersebut selama sepuluh jam. Tidak ada kerusakan pada kapal di daerah tersebut atau laporan korban cedera.
(Susi Susanti)