RUSIA – Serangan rudal Rusia besar-besaran ke Ukraina mengejutkan banyak orang. Militer Ukraina mengatakan, berdasarkan hasil awal, Rusia menggunakan 158 alat serangan udara drone dan rudal dalam serangan militer besar-besaran terhadap Ukraina.
Disusul dengan penggunaan sedikitnya 55 rudal jelajah, 14 rudal balistik, lima rudal aerobalistik, dan sejumlah rudal antiradar.
Panglima angkatan bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, mengatakan Rusia menggunakan metode yang lebih “tradisional” dengan mengerahkan drone Shahed buatan Iran terlebih dahulu.
Setidaknya 30 orang tewas dalam apa yang menurut Ukraina merupakan pemboman rudal terbesar yang dilakukan Rusia sejauh ini.
Lebih dari 160 orang terluka ketika Rusia menyerang Kyiv, Odesa, Dnipropetrovsk, Kharkiv dan Lviv pada Jumat (29/12/2023) dini hari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia menggunakan hampir semua jenis senjata di gudang senjatanya. Rumah-rumah dan rumah sakit bersalin menjadi sasaran serangan.
Meski persediaan rudal Rusai tidak seperti dulu, namun Moskow telah menunjukkan bahwa mereka masih ingin melanjutkan taktiknya untuk menekan populasi Ukraina, dengan harapan bahwa rasa tidak aman akan mengurangi keinginan mereka untuk berperang.
Ini juga merupakan minggu ketika Ukraina menghancurkan kapal pendarat besar Rusia di Krimea yang diduduki, dan Amerika Serikat (AS) mengirimkan paket militer terakhir yang disetujui ke Ukraina senilai USD250 juta.