Untuk sektor transportasi umum, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan sudah ada 74 bus listrik Transjakarta yang dioperasikan. Targetnya ada 100 bus yang beroperasi pada 2023.
Tren Transportasi Ramah Lingkungan
Selain di sektor pemerintahan dan kendaraan umum, pemerintah juga memacu pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik bagi masyarakat. Upaya tersebut tentu tak mudah karena berhubungan dengan pola kebiasaan masyarakat yang terbiasa menggunakan kendaraan BBM.
Berbagai stimulus ditawarkan pada masyarakat untuk beralih ke transportasi yang ramah lingkungan ini. Mulai dari subsidi pembelian, insentif pajak, pembebasan ganjil-genap, hingga membangun ekosistem yang mendukung penggunaan kendaraan listrik.
Untuk membantu masyarakat membeli Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Pemerintah sejak 20 Maret 2023 mensubsidi Rp7 juta untuk setiap pembelian sepeda motor listrik. Terdapat 200 ribu unit motor listrik yang dicanangkan mendapat subsidi hingga akhir Desember 2023. Ada juga subsidi konversi sepeda motor listrik sebesar Rp10 juta.
Sementara untuk mobil listrik, Pemerintah memberikan insentif berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelumnya 11 persen jadi 1 persen. Untuk 2023, insentif tersebut diberikan untuk 35.900 mobil listrik.
Terkait ekosistem, PT PLN (Persero) sebagai garda terdepan terkait peralihan ke kendaraan listrik, telah melakukan berbagai upaya signifikan.
Upaya-upaya itu di antaranya memberikan diskon tambah daya listrik, memberi diskon 30% pengisian home charging kendaraan listrik di jam 22.00-05.00, hingga terus menambah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Komitmen PLN untuk mengakselerasi ekosistem KBLBB ini ditegaskan langsung Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Dia meminta pengguna kendaraan listrik untuk tak khawatir dengan ekosistem yang terus dibangun secara merata.
“PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi SPKLU, SPLU dan SPBKLU telah siap, mudah, dan nyaman digunakan,” kata Darmawan dalam keterangannya.
Tumbuh di Masyarakat
Data Korlantas pada September 2023, jumlah kendaraan listrik di Indonesia sebanyak 68 ribu unit dengan berbagai jenisnya. Jumlah tersebut memang belum mendekati target 2 juta kendaraan listrik yang mengaspal di Indonesia pada 2025.
Sementara itu, subsidi Rp7 juta untuk motor listrik dengan target 200 ribu unit baru tersalurkan sekitar 1 persen. Berdasarkan data Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Roda Dua (SisaPira) per 30 Desember 2023, baru 11.532 unit motor listrik bersubsidi yang tersalurkan. Sedangkan ada 9.177 calon pembeli yang sedang dalam proses pendaftaran.
Meski belum signifikan, Pemerintah tentu harus optimis dan terus tancap gas guna mencapai target yang ditetapkan. Terlebih lagi, energi positif untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan mulai tumbuh di masyarakat. Penggunanya pun beragam, mulai dari ibu rumah tangga, driver ojek online, hingga pelaku UMKM.
Meningkatnya pengguna kendaraan listrik tak lepas dari berbagai dampak positif yang semakin hari makin disadari masyarakat. Tak hanya untuk mimpi besar menyelamatkan bumi, kendaraan listrik juga secara praktis memberi dampak ekonomi bagi penggunanya.
Yanti misalnya, ibu rumah tangga yang setiap hari menggunakan sepeda motor listriknya untuk berdagang itu merasakan dampak ekonomi dari penggunaan kendaraan listrik. Setiap harinya, Yanti menggunakan motor listriknya bergerak dari satu rumah ke rumah lainnya untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Biaya listrik yang dikeluarkannya jauh lebih murah ketimbang membeli bensin untuk motor BBM.
“Lebih irit menggunakan motor listrik, banget (sangat hemat),” ucap Yanti, Sabtu (23/12/2023).
Yanti yang merupakan warga Cibunar, Parung Panjang itu memperkirakan sebulan hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp50 ribuan untuk biaya listrik. Biaya itu jika dikonversikan ke BBM hanya bisa membeli 5 liter Pertalite.