RUSIA – Rusia mulai memindahkan sebagian penduduknya dari kota Belgorod menyusul serangan mematikan yang dilakukan Ukraina.
Gubernur Vyacheslav Gladkov mengatakan beberapa keluarga telah meninggalkan kota yang dekat dengan perbatasan Ukraina itu.
Dua puluh lima orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka di sana pada Sabtu (6/1/2024) dalam salah satu serangan paling mematikan di Rusia sejak mereka menginvasi Ukraina.
Serangan itu terjadi setelah gelombang besar serangan Rusia ke Ukraina seminggu lalu, yang menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 160 orang.
Serangan tersebut digambarkan oleh Kyiv sebagai pemboman rudal terbesar yang dilakukan Rusia dalam perang tersebut sejauh ini.
Pada Jumat (5/1/2024), Gladkov mengatakan dia telah melihat seruan di media sosial dari orang-orang yang mengatakan, "Kami takut, bantu kami sampai ke tempat yang aman."
“Tentu saja akan! Kami sudah memindahkan beberapa keluarga,” katanya.
Gubernur mengatakan warga akan dibawa ke kota Stary Oskol dan Gubkin di mana mereka bisa tinggal “selama diperlukan”.
Namun, kata dia, tidak semua orang bisa tertampung di sana sehingga ia akan meminta rekan-rekan dari daerah lain untuk membantu.
Gubernur kemudian menyampaikan peringatan kemungkinan serangan rudal dan mendesak warga untuk pulang atau berlindung.
Rusia telah berulang kali menuduh Ukraina berada di balik serangan pesawat tak berawak dalam beberapa bulan terakhir.
Kyiv jarang mengakui serangan semacam itu di seberang perbatasan, meski sudah pernah melakukan serangan serupa sebelumnya.
Tembakan lintas batas terjadi ketika AS menuduh Rusia melakukan “eskalasi yang signifikan dan mengkhawatirkan” di Ukraina, dengan penggunaan rudal balistik dan peluncur yang dipasok oleh Korea Utara.
Moskow membantah adanya kolaborasi semacam itu.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke negara tetangga Ukraina pada Februari 2022.
(Susi Susanti)