Peringatan Perang Panglima Militer Swedia Picu Kekhawatiran Masyarakat

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 11 Januari 2024 19:00 WIB
Peringatan perang panglima militer Swedia picu kekhawatiran masyarakat (Foto: AFP)
Share :

SWEDIA - Peringatan kepada warga Swedia dari dua pejabat tinggi pertahanan untuk bersiap menghadapi perang telah memicu kekhawatiran.

Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin mengatakan pada konferensi pertahanan “mungkin ada perang di Swedia”.

Pesannya kemudian didukung oleh panglima militer Jenderal Micael Byden, yang mengatakan semua warga Swedia harus mempersiapkan mental menghadapi kemungkinan perang tersebut.

Namun, politisi oposisi keberatan dengan peringatan tersebut.

Mantan Perdana Menteri (PM) Magdalena Andersson mengatakan kepada TV Swedia bahwa meskipun situasi keamanan sangat serius, namun perang tidak akan terjadi begitu saja.

Organisasi hak-hak anak, Bris, mengatakan bahwa saluran bantuan nasionalnya biasanya tidak menerima panggilan tentang kemungkinan perang. Namun minggu ini, terdapat peningkatan panggilan telepon kekhawatiran dari anak-anak muda yang telah melihat laporan berita atau postingan di TikTok yang membicarakan hal tersebut.

"Ini sudah dipersiapkan dengan baik, ini bukan sesuatu yang dibiarkan begitu saja," kata juru bicara Bris, Maja Dahl, kepada BBC.

"Mereka seharusnya memberikan informasi yang ditujukan untuk anak-anak ketika mereka memberikan informasi semacam ini untuk orang dewasa,” lanjutnya.

Meskipun pesan yang disampaikan sangat jelas, pernyataan dari menteri pertahanan sipil dan panglima militer dipandang sebagai peringatan.

Setelah lebih dari dua abad damai, Swedia tinggal beberapa langkah lagi untuk bergabung dengan aliansi pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menunggu ‘ hijau dari’ parlemen Turki dan kemudian dari Hungaria.

Panglima mengatakan pernyataannya bukanlah hal baru.

Dia mengunjungi front timur Ukraina sebulan lalu dan Swedia adalah salah satu dari sekelompok negara yang melatih pilot Ukraina. Stockholm juga disebut-sebut sedang mempertimbangkan pengiriman jet tempur Gripen canggih ke Ukraina.

“Ambisi saya dalam hal ini bukanlah untuk membuat masyarakat khawatir; ambisi saya adalah membuat lebih banyak orang memikirkan situasi dan tanggung jawab mereka sendiri,” terang Jenderal Byden kepada surat kabar Aftonbladet.

Finlandia telah bergabung dengan NATO, dan para pejabat Rusia menyatakan bahwa Finlandia akan menjadi ‘pihak pertama yang menderita’ jika ketegangan dengan NATO meningkat.

Menteri Pertahanan Sipil Swedia mengatakan tujuannya bukan agar masyarakat kurang tidur atau ketakutan, namun untuk mendapatkan kesadaran tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengimbau pihak berwenang setempat, perencana keadaan darurat, dan individu untuk merespons.

“Jika ada satu hal yang membuat saya tetap terjaga di malam hari, itu adalah perasaan bahwa segala sesuatunya berjalan terlalu lambat,” kata Bohlin pada konferensi Masyarakat dan Pertahanan pada Minggu (7/1/2024).

Seperti diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Swedia selama konferensi untuk bekerja sama dengan negaranya dan negara lain untuk memproduksi senjata dan “menjadi lebih kuat bersama-sama”.

Perdana Menteri (PM) Ulf Kristersson menambahkan bahwa pada 2024, Swedia akan memenuhi target NATO untuk membelanjakan 2% dari output ekonomi (PDB) untuk pertahanan militer, menggandakan pengeluarannya sejak tahun 2020.

Pakar pertahanan Oscar Jonsson mengatakan nada peringatan dari para kepala pertahanan bagaikan sebuah badai dalam cangkir teh dan bahwa 90% dari apa yang dikatakan muncul dari rasa frustrasi karena terlalu sedikit yang dilakukan untuk membangun pertahanan sipil dan militer.

“Waktunya terbatas dan ini bertujuan untuk menyadarkan lembaga, individu, dan departemen,” katanya kepada BBC.

“Angkatan bersenjata Swedia sangat kompeten, namun skalanya masih jauh dari itu. RUU pertahanan terbaru mengatakan kita harus membentuk 3,5 brigade, sedangkan Ukraina memiliki 28 brigade ketika perang dimulai,” lanjutnya.

Peringatan Jenderal Byden untuk mempersiapkan mental menghadapi perang muncul setelah peringatan sebulan yang lalu dari kepala Biro Keamanan Nasional Polandia (BBN), Jacek Siewiera, yang mengatakan bahwa untuk menghindari perang dengan Rusia, negara-negara di sisi timur NATO harus mengadopsi jangka waktu tiga tahun untuk mempersiapkan konfrontasi.

Dia mengatakan laporan Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman yang menyarankan Jerman dan NATO harus mempersiapkan angkatan bersenjata mereka untuk mampu menangkis serangan Rusia dalam enam tahun adalah hal yang "terlalu optimis".

Oscar Jonsson, seorang spesialis dari Universitas Pertahanan Swedia, mengatakan bahwa meskipun perang mungkin terjadi, hal ini memerlukan beberapa faktor agar bisa terwujud. Yakni perang Rusia di Ukraina akan segera berakhir, militer Rusia memiliki waktu untuk membangun kembali dan mempersenjatai kembali kekuatan tempurnya. dan Eropa akan kehilangan dukungan militer AS.

“Semuanya masih dalam kemungkinan,” ujarnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya