Perdana Menteri (PM) Ulf Kristersson menambahkan bahwa pada 2024, Swedia akan memenuhi target NATO untuk membelanjakan 2% dari output ekonomi (PDB) untuk pertahanan militer, menggandakan pengeluarannya sejak tahun 2020.
Pakar pertahanan Oscar Jonsson mengatakan nada peringatan dari para kepala pertahanan bagaikan sebuah badai dalam cangkir teh dan bahwa 90% dari apa yang dikatakan muncul dari rasa frustrasi karena terlalu sedikit yang dilakukan untuk membangun pertahanan sipil dan militer.
“Waktunya terbatas dan ini bertujuan untuk menyadarkan lembaga, individu, dan departemen,” katanya kepada BBC.
“Angkatan bersenjata Swedia sangat kompeten, namun skalanya masih jauh dari itu. RUU pertahanan terbaru mengatakan kita harus membentuk 3,5 brigade, sedangkan Ukraina memiliki 28 brigade ketika perang dimulai,” lanjutnya.
Peringatan Jenderal Byden untuk mempersiapkan mental menghadapi perang muncul setelah peringatan sebulan yang lalu dari kepala Biro Keamanan Nasional Polandia (BBN), Jacek Siewiera, yang mengatakan bahwa untuk menghindari perang dengan Rusia, negara-negara di sisi timur NATO harus mengadopsi jangka waktu tiga tahun untuk mempersiapkan konfrontasi.
Dia mengatakan laporan Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman yang menyarankan Jerman dan NATO harus mempersiapkan angkatan bersenjata mereka untuk mampu menangkis serangan Rusia dalam enam tahun adalah hal yang "terlalu optimis".
Oscar Jonsson, seorang spesialis dari Universitas Pertahanan Swedia, mengatakan bahwa meskipun perang mungkin terjadi, hal ini memerlukan beberapa faktor agar bisa terwujud. Yakni perang Rusia di Ukraina akan segera berakhir, militer Rusia memiliki waktu untuk membangun kembali dan mempersenjatai kembali kekuatan tempurnya. dan Eropa akan kehilangan dukungan militer AS.
“Semuanya masih dalam kemungkinan,” ujarnya.
(Susi Susanti)