IRAN - Serangan Iran akan semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang Hamas-Israel di Gaza dapat meluas menjadi perang skala penuh di Timur Tengah yang mempunyai konsekuensi kemanusiaan, politik dan ekonomi yang serius.
Seperti diketahui, Garda Revolusi Iran pada Senin (15/1/2024) meluncurkan rudal balistik ke tempat yang disebutnya sebagai pangkalan mata-mata badan intelijen Israel Mossad di Irak utara, dan kelompok teror anti-Iran di Suriah, dalam eskalasi permusuhan terbaru yang berisiko semakin meningkat menjadi lebih luas.
Pasukan Iran mengatakan serangan rudal tengah malam di Irak menghancurkan “salah satu markas spionase utama” Israel di Erbil, ibu kota wilayah semi-otonom Kurdistan. Serangan ini dilakukan sebagai respons atas apa yang mereka katakan sebagai serangan Israel yang menewaskan komandan Garda Revolusi Iran dan anggota front perlawanan Iran.
Serangan ini disebut-sebut sebagai bentuk dukungan Iran terhadap perang di Gaza. Pemboman Israel yang tiada henti di Gaza sebagai respons terhadap serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, dan menimbulkan kehancuran yang luas, karena warga sipil hidup dalam ancaman kematian, baik karena serangan udara, kelaparan atau penyakit.
Kepala bantuan darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan perang telah menyebabkan kelaparan di Gaza dengan kecepatan yang luar biasa, dan Afrika Selatan telah mengajukan tuduhan genosida ke pengadilan tinggi PBB. Tuduhan ini langsung dibantah keras oleh Israel.
Konflik ini telah meningkatkan permusuhan di seluruh kawasan, dengan sekutu dan proksi Iran yang disebut sebagai poros perlawanan melancarkan serangan terhadap pasukan Israel dan sekutunya.
Pasukan AS pekan lalu menenggelamkan tiga kapal milik pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran di Laut Merah. AS serta Inggris melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dengan tujuan menghentikan serangkaian serangan terhadap kapal komersial.
Pada Senin (15/1/2024), sebuah rudal Houthi menghantam sebuah kapal kargo milik AS di Laut Merah, menandai apa yang tampaknya menjadi pertama kalinya para militan berhasil menyerang kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh AS.
Pekan lalu, AS melakukan serangan di Bagdad yang menewaskan seorang pemimpin kelompok proksi dukungan Iran yang dituduh Washington bertanggung jawab atas serangan terhadap personel AS di wilayah tersebut. Pasukan AS di Irak dan Suriah telah berulang kali mendapat serangan roket dan drone dari proksi Teheran.
Pertempuran meningkat antara Israel dan kelompok kuat Hizbullah yang didukung Iran, di seberang perbatasan Lebanon. Pada hari Minggu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah untuk melanjutkan konfrontasi dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon sampai akhir serangan Israel di Gaza.
Pekan lalu, seorang komandan senior Hizbullah tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap mobilnya di Lebanon selatan, kata sumber keamanan Lebanon kepada CNN. Wissam Tawil adalah anggota paling senior kelompok militan Syiah yang tewas dalam serangan Israel sejak Hizbullah dan Israel mulai saling tembak melintasi perbatasan Lebanon-Israel pada 8 Oktober.
Israel juga diduga melakukan serangan terhadap pemimpin tinggi Hamas, Saleh Al-Arouri, di Beirut, yang memicu kemarahan di kalangan pemimpin Hizbullah yang menguasai wilayah tempat dia dibunuh.
(Susi Susanti)