JAKARTA - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY kembali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur mencapai 1.400 meter atau 1,4 Km, Rabu (17/1/2024).
Informasi yang diunggah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas ini terjadi pada pukul 11.00 WIB dengan amplitudo maksimal 13 mm, durasi 134,72 detik.
Sedangkan jarak luncurnya mencapai 1.400 meter ke arah Kali Bebeng. Sementara angin bertiup ke arah barat daya. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.
Gunung Merapi diperkirakan sudah meletus sekitar 68 kali sejak 1548.
Cerita Legenda dan Mitos Gunung Merapi
Pada zaman dahulu Pulau Jawa merupakan satu dari lima pulau besar yang ada di Nusantara. Kala itu Pulau Jawa posisinya miring dan tidak rata, sehingga Dewa ingin memperbaikinya.
Dewa pun turun ke bumi untuk mendirikan sebuah gunung besar di tengah Pulau Jawa sebagai penyeimbang. Gunung Jamurdipa yang berada di Laut Selatan dipilih untuk dipindahkan ke sebuah tanah datar di tengah Pulau Jawa.
Sayangnya, di tengah Pulau Jawa terdapat dua orang empu pembuat keris, mereka adalah Empu Rama dan Empu Pamadi. Mereka dengan kesaktian tingkat tinggi ini pun bertemu.
Dewa mengutarakan niatnya dan meminta Empu Rama serta Empu Pamadi untuk pindah ke tempat lain agar tidak tertindih oleh gunung yang akan ia pindah. Kedua empu setuju untuk memindahkan gunung setelah keris yang mereka buat selesai.
Sayangnya, para Dewa merasa tidak sabar. Sehingga gunung langsung dipindahkan saat keris belum jadi. Alhasil, tungku perapian keris yang masih menyala dilegendakan itu kini menjadi kaldera yang terus mengeluarkan api.
Dipercaya jika keris dalam perapian tersebut bergoyang, maka menjadi pertanda bahwa erupsi akan segera terjadi. Tungku tersebut juga terus mengeluarkan api sehingga gunung dengan ketinggian puncak 2.968 mdpl itu disebut sebagai Gunung Merapi.
Gunung Merapi sendiri berada di antara Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hingga saat ini, gunung yang lekat dengan mitos Mbah Petruk ini masih aktif dan beberapa tahun sekali kerap mengalami erupsi.
Masyarakat di sekitar Gunung Merapi pun meyakini begitu banyak mitos dan hal mistis yang ada di sana. Bahkan ada beberapa tempat, jika berada di sana, harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti pengunjung tidak boleh menebang pohon sembarangan, mengambil rumput, hingga merusak benda-benda yang ada di kawasan tersebut.
Lalu selama berada di kawasan Gunung Merapi, tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan maksiat. Jika melanggar, maka biasanya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Masyarakat setempat percaya bahwa kawasan ini dijaga oleh makhluk halus yang bernama Nyai Gadung Melati, pemimpin pasukan Keraton Merapi. Tugas Nyai Gadung adalah melindungi lingkungan serta hewan ternak yang ada di kawasannya. Nyai Gadung Melati seringkali menampakkan diri dalam mimipi penduduk sekitar. Jika Nyai muncul dalam mimpi, itu pertanda akan terjadi erupsi dalam waktu dekat.
(Fakhrizal Fakhri )