Jajak Pendapat Terbaru, Warga Israel Tak Ingin Netanyahu Jadi PM karena Perang Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 20 Januari 2024 11:53 WIB
Warga Israel tak ingin Netanyahu jadi PM karena perang di Gaza (Foto: Reuters)
Share :

ISRAEL – Nama Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu semakin tidak popular di negaranya karena kebijakan perangnya di Gaza, Palestina.

Netanyahu kini beralih ke sayap kanan yang menopang pemerintahannya.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa hanya 15% warga Israel yang menginginkan dia mempertahankan jabatannya setelah perang yang berkecamuk di Gaza.

Dan sementara sebagian besar warga Israel terus mendukung aksi militer terhadap Hamas, mayoritas warga Israel kini mengatakan bahwa mereka ingin memprioritaskan pemulangan 130 atau lebih sandera yang tersisa, dibandingkan dengan tujuan yang mungkin mustahil untuk menghancurkan Hamas.

Komentar terbarunya mengenai masa depan negara Palestina juga merupakan penolakan terhadap upaya Arab untuk menengahi konflik tersebut.

Arab Saudi telah memberikan hadiah berupa normalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mencakup solusi dua negara.

Netanyahu tampaknya mempertaruhkan kelangsungan politiknya pada posisi garis keras anti-Palestina.

Amerika Serkat (AS) telah berulang kali mencoba mempengaruhi strategi militer Israel selama konflik ini. AS juga mendesak agar serangan lebih tepat sasaran di Gaza dibandingkan dengan serangan udara menyeluruh; menunda atau mengabaikan invasi darat; dan terlibat dalam pembicaraan yang bermakna mengenai solusi dua negara di mana Israel akan bertetangga dengan negara Palestina di masa depan, dengan peran Otoritas Palestina.

Namun seruan tersebut sering kali ditolak oleh Netanyahu selama pertemuan yang menegangkan dengan para pejabat AS, sehingga memperdalam rasa frustrasi di beberapa kalangan Amerika atas dukungan tanpa syarat Presiden Biden untuk Israel.

Di tengah banyaknya korban jiwa dalam konflik ini, para sekutu Israel berharap kehidupan dapat dihidupkan kembali dalam rencana dua negara yang terbengkalai sebagai satu-satunya cara untuk menciptakan perdamaian abadi.

Namun komentar Netanyahu nampaknya menunjukkan bahwa ia menginginkan hal yang sebaliknya: sebuah posisi yang ia harapkan akan lebih sejalan dengan pemerintahan Donald Trump di masa depan dan yang bisa jadi merupakan waktu yang tepat untuk memberikan dukungan kepada sahabat lamanya, Amerika, untuk menggalang dukungannya terhadap Israel.

Dia tidak bisa lagi menjual dirinya sebagai "Tuan Keamanan" setelah serangan terburuk dalam sejarah Israel terjadi di bawah pengawasannya.

Sekarang yang ada hanya jargon “Tuan Tidak Ada Palestina yang Merdeka”: sebuah posisi yang dia yakini akan selaras dengan suasana hati masyarakat di sini, yang meskipun semakin tidak mencintai perdana menterinya, namun masih terlalu trauma untuk membayangkan sebuah negara Palestina di negara tetangganya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya