RUSIA - Ketika penghormatan mengalir untuk kritikus Kremlin Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang meninggal di penjara pada Jumat (16/2/2024), pertanyaan tetap muncul mengenai keberadaan jenazah Navalny. Pihak sekutu menuduh pihak berwenang Rusia menyembunyikan jenazahnya.
Sekutu Navalny yakin dia dibunuh atas perintah Presiden Vladimir Putin. Otoritas penjara mengatakan dia menderita sindrom kematian mendadak.
Otoritas penjara Rusia mengatakan pada Jumat (16/2/2024) bahwa aktivis oposisi tersebut menjadi tidak sehat setelah berjalan-jalan dan kehilangan kesadaran di penjara terpencil IK-3 di Lingkaran Arktik – juga dikenal sebagai koloni hukuman “Serigala Kutub” Siberia.
Sekutu Navalny mengatakan ibu politisi tersebut, Lyudmila Navalnaya, diberitahu bahwa jenazahnya hanya akan diserahkan setelah pemeriksaan post-mortem selesai, dan penyebab kematiannya dikatakan sebagai sindrom kematian mendadak’. Ini adalah istilah yang umum dan tidak jelas untuk suatu kondisi yang dapat mencakup serangan jantung tanpa penyebab yang jelas.
Sekutu Navalny mengatakan bahwa Navalnaya diberitahu bahwa jenazahnya telah dibawa ke kota Salekhard, dekat kompleks penjara, tetapi ketika dia tiba, kamar mayat ditutup.
Petugas penjara dilaporkan mengatakan kepadanya bahwa pemeriksaan post-mortem awal tidak meyakinkan dan harus dilakukan pemeriksaan kedua.
Presiden Rusia belum mengomentari kematian Navalny secara terbuka, tetapi segera setelah kejadian tersebut, Kremlin mengatakan pihaknya mengetahuinya dan presiden telah diberitahu.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya menolak penilaian yang "bias dan tidak realistis" mengenai penyebab kematiannya yang dibuat dalam pertemuan dengan para pejabat Inggris pada Sabtu (17/2/2024).
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk Moskow telah meletakkan bunga untuk menghormati Navalny.
Duta Besar AS Lynne Tracy dan Duta Besar Inggris Nigel Casey terlihat memberikan penghormatan pada sebuah peringatan di Moskow.
Gambar menunjukkan tumpukan bunga yang ditinggalkan untuk Navalny di Batu Solovetsky, sebuah monumen penindasan politik yang telah menjadi tempat penghormatan utama bagi pria berusia 47 tahun itu.
“Hari ini di Batu Solovetsky kami berduka atas kematian Alexei Navalny dan korban penindasan politik lainnya di Rusia,” kata Kedutaan Besar AS di Moskow melalui media sosial.
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga, kolega, dan pendukung Alexei Navalny. Kekuatannya adalah contoh yang menginspirasi. Kami menghormati ingatannya," tambah postingan kedutaan tersebut.
(Susi Susanti)