2 Ekor Singa Dinamakan Dewa Hindu dan Penguasa Mughal, Pengadilan India Minta Kebun Binatang Ganti Nama

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 26 Februari 2024 14:26 WIB
Pengadilan India minta kebun binatang ganti nama 2 ekor singa yang diberi nama Dewa Hindu dan penguasa Mughal (Foto: AP)
Share :

INDIA - Pengadilan India meminta kebun binatang di negara bagian Benggala Barat untuk mengganti nama dua ekor singa setelah kelompok Hindu garis keras mengeluhkan nama tersebut melukai sentimen keagamaan mereka.

Singa betina diberi nama dewa Hindu yakni Sita sedangkan singa jantan diberi anam Akbar, diambil dari nama penguasa Mughal abad ke-16.

Kelompok Vishwa Hindu Parishad (VHP) menentang hal ini, dengan mengatakan bahwa menamai singa betina dengan nama dewi adalah penghujatan.

Mereka juga keberatan untuk memelihara singa di taman satwa liar yang sama.

Kedua kucing besar tersebut saat ini tinggal di Taman Satwa Liar Benggala Utara di distrik Siliguri.

Pada Kamis (22/2/2024), pengadilan menyatakan bahwa hewan tidak boleh diberi nama dengan nama dewa Hindu, Nabi Muslim, tokoh Kristen yang [dihormati], peraih Nobel dan pejuang kemerdekaan.

“Bisa saja diberi nama Bijli (petir) atau semacamnya. Tapi kenapa diberi nama seperti Akbar dan Sita?,” tanya Hakim Saugata Bhattacharya, dikuti BBC.

Pengadilan juga menanyakan apakah akan lebih bijaksana untuk menamai hewan peliharaan, termasuk anjing, dengan nama manusia. "Anda bisa menghindari kontroversi," kata hakim.

Dalam pengaduannya, VHP yang memiliki hubungan dengan Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi, menuduh bahwa mereka telah menerima pengaduan dari seluruh penjuru negara mengenai nama-nama singa.

“Dia [Sita] adalah permaisuri [dewa Hindu] Lord Ram dan dirinya adalah dewa suci bagi semua umat Hindu di seluruh dunia,” katanya. “Tindakan seperti itu merupakan penistaan agama dan merupakan serangan langsung terhadap keyakinan agama seluruh umat Hindu,” lanjutnya.

Organisasi tersebut menuduh pihak berwenang di Benggala Barat, yang dikuasai oleh partai oposisi, sengaja melakukan hal ini dan mengancam akan mengadakan protes jika mereka tidak mengubah nama dan lokasi bencana tersebut.

“Sita dan Akbar tidak bisa dibiarkan hidup bersama,” kata juru bicara VHP Vinod Bansal.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya