Tes DNA Ungkap Pria yang Sudah Tewas Adalah Buronan Jepang Paling Dicari

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 28 Februari 2024 10:16 WIB
Tes DNA ungkap pria yang sudah tewas adalah buronan Jepang paling dicari (Foto: National Police Agency)
Share :

TOKYO Tes DNA mengungkapkan seorang pria yang sudah meninggal dan sebelumnya mengaku sebagai salah satu penjahat paling dicari di Jepang telah mengatakan yang sebenarnya.

Satoshi Kirishima membuat pengakuannya pada Januari lalu dan mengatakan kepada polisi jika dirinya ingin meninggal dengan memakai nama aslinya. Dia meninggal pada 29 Januari lalu.

Para pejabat kini mengonfirmasi bahwa pria berusia 70 tahun itu memang Kirishima, anggota kelompok militan di balik beberapa pemboman mematikan pada 1970an.

Bagaimana tepatnya dia bisa tetap buron begitu lama, meskipun wajahnya menghiasi poster di seluruh Jepang, masih belum jelas.

Menurut media lokal, Kirishima dicurigai membantu menanam dan meledakkan bom rakitan yang menghancurkan sebagian bangunan di distrik Ginza Tokyo pada 18 April 1975. Tidak ada korban jiwa.

Pada saat itu, ia tergabung dalam Front Bersenjata Anti-Jepang Asia Timur, sebuah organisasi sayap kiri radikal yang diyakini berada di balik beberapa pemboman terhadap perusahaan-perusahaan di ibu kota Jepang, Tokyo, pada tahun 70an, termasuk yang menargetkan gedung Mitsubishi Heavy Industries yang menewaskan delapan orang dan lebih dari 160 orang terluka.

Kirishima diduga terlibat dalam empat serangan lain yang dilakukan kelompok tersebut. Dua anggota lainnya dijatuhi hukuman mati karena keterlibatan mereka dalam serangan.

Diperkirakan dia adalah satu-satunya anggota kelompok tersebut yang tidak pernah ditangkap oleh polisi, dan mereka juga tidak pernah menyerah. Gambar seorang mahasiswa berusia 20-an yang berambut panjang dan berkacamata telah muncul di poster-poster di luar kantor polisi di seluruh negeri selama beberapa dekade.

Meskipun fotonya dipublikasikan secara luas, para tetangga tampaknya tidak sadar ketika identitasnya terungkap pada bulan lalu. Salah satu tetangga menggambarkannya di surat kabar Mainichi sebagai pria yang tenang dan serius serta suka bermain gitar di kamarnya.

Kirishima, yang menggunakan nama Hiroshi Uchida, dilaporkan telah tinggal di kota Fujisawa, di tepi barat Tokyo, selama hampir 40 tahun.

Surat kabar Asahi Jepang melaporkan dia mengatakan kepada polisi bahwa dia pernah bekerja sebagai buruh harian sebelum akhirnya bekerja di sebuah perusahaan konstruksi.

Penyiar NHK mengatakan dia dibayar tunai dan tidak memiliki telepon untuk membantunya tidak terdeteksi.

Dan sepertinya dia tidak memiliki SIM atau asuransi kesehatan apa pun ketika dia muncul di rumah sakit untuk mencari pengobatan kanker stadium akhir.

Baru pada saat itulah dia mengungkapkan identitas aslinya, dan staf kemudian memberi tahu polisi.

Polisi mengatakan dia dapat menceritakan rincian tentang keluarganya dan Front Bersenjata Anti-Jepang Asia Timur (Asia Timur Anti-Jepang) yang hanya dia ketahui selama wawancara beberapa hari sebelum kematiannya pada 29 Januari lalu.

Menurut seorang sumber kepada kantor berita Kyodo, dia juga membantah beberapa tuduhan tersebut.

Seorang juru bicara kepolisian Tokyo mengkonfirmasi kepada kantor berita AFP bahwa tes DNA kini semakin mendukung klaimnya, dan berkas kasus yang melibatkan Kirishima sedang dikirim ke Kantor Kejaksaan Distrik Tokyo.

Namun, polisi juga akan terus menyelidiki apakah ada orang yang membantu Kirishima tetap tidak terdeteksi selama ini.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya