BSSN Ungkap Awal Mula Website KPU Diretas Jimbo hingga Banyak Data Pemilih Dijual

Danandaya Arya putra, Jurnalis
Rabu 28 Februari 2024 14:14 WIB
Andi Yusuf memberi keterangan soal peretasan website KPU di sidang DKPP (DKPP)
Share :

JAKARTA - Direktur Operasi Keamanan Siber Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Andi Yusuf menceritakan awal mula website Komisi Pemilihan Umum (KPU) diretas oleh anonim Jimbo. Andi mengatakan setelah mengetahui adanya insiden peretas itu, pihaknya langsung melaporkan kepada KPU.

"Tanggal 27 November 2023 sekitar pukul 15.00 sampai -16.00 WIB, BSSN melalui patroli siber mendeteksi adanya aktivitas publikasi data yang dilakukan oleh pelaku kejahatan dengan identitas akun Jimbo pada bridge forum yang diduga terkait data pemilih," ujar Andi dalam persidangan di kantor Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Rabu (28/2/2024).

"Di tanggal yang sama BSSN mengirimkan notifikasi tersebut kepada KPU sekaligus koordinasi mitigasi terhadap dugaan insiden tersebut," sambungnya.

 BACA JUGA:

Dia menceritakan, pada hari selanjutnya pasca temuan peretas itu, langsung mengadakan rapat dengan KPU bersama Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber).

"Tanggal 28 November 2023, dilakukan kickoff meeting terkait mitigasi dugaan insiden antara KPU, BSSN, Dittipidsiber, dan dilakukan forensik digital sesuai dengan permohonan dari pihak KPU," katanya.

Selanjutnya, kata Andi rapat lanjutan terus digelar kali ini mengajak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Intelejen Negara (BIN). Rapat itu menghasilkan perbaikan sistem agar mengantisipasi kebobolan lanjutan.

"Tanggal 29 November 2023 dilakukan rapat lanjutan yang melibatkan anggota gugus tugas pengaman KPU yaitu KPU, BSSN, BIN, dittipidsiber, dan Kominfo perihal dugaan insiden tersebut. Di tanggal yang sama dilakukan review perbaikan terkait aplikasi yang diduga memilikinya kerentanan," ucapnya.

 BACA JUGA:

Sebelumnya, situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menjadi sasaran peretasan. Peretas dengan nama anonim Jimbo mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menyebut, akun anonim Jimbo tersebut membagikan 500.000 data contoh yang berhasil didapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.

Dalam postingannya di forum tersebut data 252 juta yang berhasil didapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi. Setelah dilakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.

 BACA JUGA:

Di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting seperti NIK, No. KK, nomor KTP (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.

"Tim Cissrec juga sudah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS di mana pemilih terdaftar. Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga USD74000 atau hampir setara Rp1,2 miliar," kata Pratama, Selasa (28/11/2023).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya