Krisis Kelaparan di Gaza Memburuk, Anak-Anak Kurus Kering di Rumah Sakit

RAFAH - Dua balita Palestina dengan mata cekung dan wajah kurus, satu memakai kardigan kuning dan satu lagi dengan atasan bergaris, berbaring berdampingan di tempat tidur di sebuah klinik di Gaza. Kaki mereka yang kurus terlihat menonjol dari popok yang terlalu besar untuk mereka.

Pemandangan ini terjadi pada Senin (4/3/2024) di pusat kesehatan Al-Awda di Rafah, Gaza selatan. Perawat Diaa Al-Shaer mengatakan anak-anak yang menderita kekurangan gizi dan berbagai penyakit datang dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kita akan menghadapi banyak sekali pasien yang menderita penyakit ini, yaitu malnutrisi,” ujarnya, dikutip Reuters.

Balita yang mengenakan kardigan kuning, Ahmed Qannan, memiliki berat 6 kg (13,2 lb), setengah dari berat badannya sebelum perang.,

“Situasinya semakin buruk setiap hari. Tuhan melindungi kami dari apa yang akan terjadi,” terang bibinya, Israa Kalakh, yang berada di sisinya.

Hampir lima bulan setelah serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza dan mengakibatkan pengungsian massal, kekurangan pangan yang akut telah menyebabkan apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis nutrisi, bagian dari bencana kemanusiaan yang lebih luas.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Minggu (3/3/2024) bahwa 15 anak meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi di rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Gaza utara, bagian dari daerah kantong di mana kekurangan makanan paling parah.

Sayangnya, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Christian Lindmeier mengatakan angka tidak resmi diperkirakan akan lebih tinggi.