MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
PALESTINA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menunjuk penasihat ekonomi lamanya sebagai Perdana Menteri (PM) Palestina yang baru. Hal ini seiring upaya Amerika Serikat (AS) untuk mereformasi Otoritas Palestina sebagai bagian dari visi Washington untuk Gaza pasca perang.
Melansir India Today, Mohammad Mustafa, seorang ekonom lulusan Amerika dan politisi independen, akan memimpin teknokrat pemerintahan pendudukan Israel di Tepi Barat. Dia disebut-sebut akan memerintah Gaza sebelum akhirnya menjadi sebuah negara.
Namun, rencana tersebut menghadapi kendala besar, seperti tantangan keras dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, yang belum terlihat akan berakhir.
Menurut sumber lain, Mustafa menerima gelar sarjana teknik elektro dari Universitas Baghdad, serta gelar PhD di bidang Administrasi Bisnis dan Ekonomi dari George Washington University, AS. Dia juga bekerja di Bank Dunia di Washington.
Mengutip The National News, Mustafa telah menjadi kepala penasihat keuangan Abbas selama hampir dua dekade dan dianggap sebagai pakar keuangan. Lahir pada tahun 1954, Mustafa menempuh pendidikan di Irak dan Amerika sebelum berkarir panjang di bidang keuangan dan bisnis.
Mustafa telah memimpin Dana Investasi Palestina sejak tahun 2009. Dana tersebut didirikan oleh Otoritas Palestina pada tahun 2003 untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur, real estate dan telekomunikasi di wilayah Palestina.
Mustafa mendirikan Perusahaan Telekomunikasi Palestina (PalTel) bersama dengan perusahaan lain seperti Wataniya Mobile / Ooredoo Palestine. Menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada tahun 2013-2014 dan merupakan anggota independen dari Komitem Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina.
Meskipun posisinya sebagai wakil perdana menteri, Mustafa tidak memiliki hubungan dekat dengan politik Palestina. dengan faksi politik utama: Fatah, partai utama PLO, atau saingannya Hamas, yang saat ini berperang dengan Israel-Palestina.
(Susi Susanti)