Menurutnya, imbas banjir sebanyak 30 kelapa keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Mayoritas rumah yang hancur merupakan hunian yang berdiri tak jauh dekat dengan Sungai Cimeta. Adapun jembatan terputus karena tergerus arus sungai terletak di Kampung Guha Mulaya RT 02 RW 14.
"Imbas jembatan terputus warga harus memutar jalan sekitar 3 kilometer. Selain satu jembatan putus, dua jebatan lain di Kampung Cibarengkok RW 13 dan Kampung Tonjong RW 02 rusak berat, pondasinya tergerus, tapi masih bisa dilewati cuma sangat rawan," bebernya.
Asep menerangkan banjir bandang sungai Cimeta memang langganan terjadi tiap 5 tahun sekali. Jika membandingkan dengan tahun sebelumnya, banjir kali dianggap paling parah karena debit air lebih besar dan dampaknya meluas.
"Memang langganan tiap 5 tahun, tapi yang sekarang paling besar. Karena kena juga ke rumah-rumah warga yang posisinya di atas," pungkas Asep.
(Salman Mardira)